Impresi Kecamatan Pringsurat Menurut Hajar
Impresi Kecamatan Pringsurat menurut kacamata Hajar
Kecamatan
Pringsurat terletak di Kabupaten Temanggung bagian timur dan berbatasan
langsung dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Kecamatan Pringsurat
dilewati oleh jalan arteri yang merupakan jalur Semarang – Yogyakarta sehingga
menjadi Kecamatan Pringsurat cukup ramai dilewati oleh kendaraan-kendaraan
besar baik bus maupun truk. Karena dilewati jalan arteri, akses untuk menuju
Kecamatan Pringsurat cukuplah mudah.
Sebagai
salah satu kecamatan yang terletak di jalan arteri, kemudahan aksesibilitas ini
yang kemudian dimanfaatkan sebagai kawasan perindustrian sehingga distribusi
barang menjadi lebih mudah. Selain karena aksesibilitas, faktor utama yang
menjadikan Kecamatan Pringsurat sebagai kawasan industri yaitu karena Kecamatan
Pringsurat merupakan salah satu penghasil sengon di Indonesia. Di sepanjang
jalan arteri hingga kemudian masuk ke jalan kolektor, terdapat 14 industri
besar dengan skala pemasaran internasional. Tiga belas dari empat belas
industri tersebut merupakan industri pengolahan kayu sengon yang kemudian
diolah menjadi triplek atau kayu lapis (plywood)
dan sebuah industri kayu parquet.
Dengan
adanya industri –industri di Kecamatan Pringsurat mampu menyerap hingga ratusan
tenaga kerja per pabriknya. Belum lagi apabila pabrik mendapat pesanan besar
sehingga membutuhkan jasa para buruh kontrak. Sebagian besar tenaga kerja yang
bekerja di pabrik-pabrik ini merupakan warga Kecamatan Pringsurat. Penyerapan
tenaga kerja yang cukup besar ini diharapkan mampu mengurangi angka
pengangguran yang ada di Kecamatan Pringsurat.
Namun
begitu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kecamatan Pringsurat masihlah
rendah. Masih kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan serta banyaknya
pernikahan di usia dini. Banyak di antara warga Kecamatan Pringsurat yang hanya
lulusan SMP bahkan SD yang kemudian memilih bekerja sebagai buruh pabrik untuk
membantu perekonomian keluarga. Selain itu banyak pula warga Kecamatan
Pringsurat yang belum berusia 20 tahun namun sudah berkeluarga dan memiliki
anak. Keadaan inilah yang membuat terjadinya ketimpangan antara pertumbuhan
ekonomi yang tinggi terutama pada sektor industri pengolahan dengan rendah
kualitas sumber daya manusia yang ada sehingga kurang berkembanya pertumbuhan
ekonomi berbasis kemasyarakatan di Kecamatan Pringsurat.
Kecamatan
Pringsurat memiliki 14 desa dengan 7 di antaranya merupakan desa dengan status
kota yaitu Desa Pingit, Ngipik, Rejosari, Kupen, Kebumen, Soropadan, dan Desa
Nglorog. Enam dari tujuh tersebut merupakan desa-desa yang terletak di
sepanjang jalan arteri dan kolektor, sedangkan untuk Desa Nglorog terletak di
bagian Utara Kecamatan Pringsurat dan berbatasan langsung dengan Kecamatan
Kaloran. Dari ketujuh desa kota tersebut, Desa Pingit dan Desa Kebumen
merupakan desa dengan fasilitas terlengkap di Kecamatan Pringsurat. Dengan
letak Desa Pingit di sebelah Timur dan Desa Kebumen di sebelah Barat sehingga terbentuklah
suatu jangkauan pelayanannya masing-masing.
Pusat
pemerintahan dari Kecamatan Pringsurat yang berupa Kantor Kecamatan Pringsurat
terletak di Desa Pringsurat. Namun anehnya, status Desa Prinsurat bukanlah kota
dan justru malah merupakan desa tertinggal. Walaupun letaknya berada di
pinggiran jalan arteri pula. Pembangunan infrastruktur yang sangatlah kurang diperhatikan
mengakibatkan buruknya aksesibilitas, padahal kebanyakan dari jalanan di Desa
Pringsurat curam dan berbatu sehingga kurang aman dilewati apabila hujan maupun
di malam hari. Karena topografinya yang cukup curam tersebut, tidak terlalu
banyak perumahan warga yang dapat ditemui di Desa Pringsurat. Letak antara satu
dusun dengan dusun lainnya sangalah menyebar. Hampir 70% dari wilayah Desa
Pringsurat merupakan hutan kayu sengon.
Selain jalan
yang berbatu, terdapat pula jalan beraspal di Desa Pringsurat. Namun keadaannya
tidak kalah buruk dengan jalanan berbatu. Sebaian besar jalan beraspal tersebut
rusak dan banyak terdapat lubang sehingga tidak nyaman untuk dilewati baik oleh
sepeda motor maupun mobil. Keadaan
buruknya aksesibilitas inilah yang menyulitkan kendaraan-kendaraan
pengangkut kayu sengon. Meskipun begitu banyak pula warga terutama ibu-ibu
rumah tangga yang untuk berbelanja ke pasar terdekat dengan menggunakan
angkutan umum harus berjalan kaki sejauh 3-5 km dan melewati jalan berbatu nan
curam untuk kemudian menaiki angkutan umum.
Selain Desa
Pringsurat, desa dengan aksesibilitas buruk lainnya yaitu Desa Soborejo. Namun
kondisi jalan yang rusak ini tidak begitu banyak dan cenderung berada di jalan
yang mengarah ke Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Anehnya kondisi jalan
rusak ini berada di depan kantor-kantor pemerintahan dan salah satu SD di Desa
Kaloran. Tentu hal ini mempersulit warga untuk mengakses fasilitas-fasilitas
penting tersebut. Selain itu apabila pada malam hari, penerangan di jalan
Soborejo – Pingit masih minim dan hanya berasal dari rumah-rumah warga di
pinggiran jalan. Tentu saja untuk mengakses jalan ini pada malam hari sangatlah
tidak aman.
Mata
pencaharian utama penduduk Desa Soborejo yaitu bertani. Hal itu disebabkan letaknya
yang berada di dataran tinggi dan tanahnya cenderung subur. Kebanyakan dari
warga desa ini bercocok tanam di tanah milik mereka sendiri. Yang unik dari
Desa Soborejo adalah kebanyakan dari warganya bercocok tanam hanya untuk
dikonsumsi secara pribadi bukan untuk dijual. Dan apabila tanaman mereka belum
bisa dipanen, mereka memilih untuk meminta kepada tetanga saja daripada
membeli. Pengaruh adanya industri di sepanjang jalan arteri Pringsurat juga
terdapat di Desa Soborejo. Sebagian warga dari Desa Soborejo juga ada yang
bekerja sebagai buruh pabrik walaupun tidak terlalu banyak.
Letak
Kecamatan Pringsurat yang dilewati oleh jalan arteri menyebabkan wilayah ini
kurang aman untuk diakses oleh anak-anak. Sehingga kebanyakan sekolah baik TK
maupun SD cenderung berada di dalam wilayah desa masing-masing. Namun apabila
warga ingin mengakses fasilitas-fasilitas di desa lain tentu sangat kurang
nyaman karena harus melewati jalur luar kota dan distribusi barang yang
biasanya dilewati oleh bus-bus antar provinsi dan truk-truk kontainer
pengangkut barang.
Dilihat dari
segi origin-destination atau OD, Kecamatan Pringsurat juga cukup unik dan
cenderung mengindikasikan terjadinya leakage
atau kebocoran. Kebanyakan dari warga Kecamatan Pringsurat lebih sering
berbelanja, bersekolah, dan berwisata di Kabupaten Magelang atau Kabupaten
Semarang daripada di Kabupaten Temanggung sendiri. Hal ini disebabkan karena
letaknya berbatasan langsung dengan kedua kabupaten tersebut dan cenderung jauh
dari pusat Kabupaten Temanggung. Yang unik mereka cenderung kurang familiar
dengan Kabupaten Temanggung sendiri dan lebih suka untuk mengakses kebutuhan
sehari-hari mereka di kabupaten-kabupaten sekitarnya. Tentu hal ini yang
menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi di kalangan masyarakat Kecamatan
Pringsurat itu sendiri.
0 comments: