Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Profil Ekonomi Kecamatan Pringsurat

a. Perindustrian Perekonomian 

Kelurahan Pringsurat sebagian besar disokong dari sektor industri pengolahan. Dapat dilihat dari data PDRB Kecamatan Pringsurat tahun 2012, sektor industri mendominasi PDRB Kecamatan Pringsurat sebesar 45%, disusul dengan sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor-sektor lainnya, seperti pada diagram di bawah ini.  

Berdasarkan grafik di atas, sumbangan PDRB Kecamatan Pringsurat oleh sektor industri pengolahan semakin meningkat seiring dengan jumlah industri yang ada terutama industri besar. Hingga tahun 2014 ini saja, terdapat 14 industri besar, 1405 industri kecil, 8 industri rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Pringsurat. Semua industri besar hanya berada di desa-desa yang dilewati oleh jalan arteri untuk memudahkan distribusi barang, sedangkan industri kecil dan rumah tangga umumnya terletak masuk ke dalam desa dan agak jauh dari permukiman agar aktivitas produksi mereka tidak mengganggu aktivitas permukiman akibat kebisingan maupun polusi udara yang mereka timbulkan.

Kecamatan Pringsurat memiliki kegiatan sentra industri pengolahan yang cukup beragam, seperti industri pengolahan batu bata yang terletak di Desa Soborejo, Pingit, Gowak, Karangwuni, Kebumen, dan Desa Kupen. Untuk industri pengolahan gula aren terdapat di Desa Wonokerso, Soborejo, Nglorog, dan Desa Karangwuni. Lalu sentra industri anyaman bambu terdapat di Desa Klepu dan Desa Pingit. Untuk industri lainnya seperti pembersihan kopi terdapat di Desa Soborejo, industri masker dan kain pel di Desa Pingit, serta industri kerajinan kayu di Desa Klepu. Selain itu berdasarkan observasi lapangan, di Desa Pingit terdapat industri perusahaan penyedia bus pariwisata.
Industri pengolahan yang ada di Kecamatan Pringsurat umumnya berupa industri pengolahan kayu terutama pada industri berskala besar. Untuk industri besar sebagian besar merupakan industri pengolahan kayu sengon dengan output produksi berupa kayu lapis atau triplek (plywood) dan peti kemas. Umumnya untuk pemasaran industri berskala besar hingga ke Eropa. Selain itu, terdapat pula satu industri bernama PT. TKPI (Tanjung Kreasi Parquet Industri) yang bergerak dalam industri pengolahan kayu menjadi parquet, hanya saja bahan baku untuk industri ini bukan merupakan sengon yang adalah komoditas utama dari Kecamatan Pringsurat, melainkan kayu karet, mahoni, dan kayu-kayu lain yang didatangkan dari luar Kabupaten Temanggung. Pemilihan lokasi industri TKPI ini dimungkinkan karena letaknya yang strategis, sedangkan untuk industri-industri besar lainnya lebih didasari adanya bahan baku di Kecamatan Pringsurat. Sedangkan untuk industri kecil dan industri rumah tangga lebih beragam, tetapi sebagian besar juga merupakan industri pengolahan kayu. Untuk industri pengolahan kayu pada industri dengan skala kecil dan rumah tangga, biasanya output yang dihasilkan berupa kayu-kayu yang telah dipotong untuk kemudian dijual ke pabrik-pabrik besar untuk diolah lebih lanjut. Namun terdapat pula industri pengolahan kayu dengan skala kecil yang output produksi merupakan kayu lapis, hanya saja skala pemasarannya yaitu hanya ke toko-toko terdekat dan terkadang didatangi langsung oleh konsumen. Menurut hasil wawancara dengan pelaku industri, bahan baku pengolahan kayu sengon baik untuk industri besar maupun kecil berasal tidak hanya dari Kecamatan Pringsurat, melainkan juga dari Jepara dan Batang. Selain industri pengolahan kayu, industri yang cukup dominan yang ada di Kecamatan Pringsurat yaitu industri pengolahan tanah liat dengan output produksi berupa genteng dan batubata. Bahan baku dari pengolahan tanah liat ini berasal dari Kecamatan Pringsurat saja. Sedangkan untuk skala pemasarannya yaitu di Provinsi Jawa Tengah. Selain industri-industri tersebut, terdapat juga industri-industri kecil dan rumah tangga yang mengolah kembali limbah hasil industri besar seperti industri kre yang bahan bakunya merupakan limbah hasil produksi dari PT TKPI dan industri veneer yang bahan bakunya merupakan limbah hasil produksi dari PT DSN.

Berdasarkan wawancara dengan pelaku industri, sebagian besar pekerja industri yang ada di Kecamatan Pringsurat berasal dari kecamatan itu sendiri. Namun terdapat pula pekerja industri yang berasal dari luar Kabupaten Temanggung, yaitu dari Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, selain itu ada juga industri kecil yang pekerjanya berasal dari Sumatera. Rata-rata pendidikan terakhir para pekerja industri yaitu SMP dan SMA, namun ada juga industri yang beberapa pekerjanya berpendidikan terakhir SD. Upah rata-rata pekerja industri kecil di Kecamatan Pringsurat  dibayar harian yaitu berkisar antara Rp 15.000-60.000/hari. Melihat dari pendidikan terakhir para pekerja industri, kualitas SDM di Kecamatan Pringsurat sudah cukup baik, walaupun masih ada yang hanya tamatan SD. Namun dengan kondisi SDM tersebut, upah yang didapat masih kurang layak.

b. Komoditas Pertanian
Berdasarkan peta sebaran komoditas pertanian di atas, komoditas unggulan dari Kecamatan Pringsurat yaitu pohon sengon yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Untuk komoditas lainnya di Kecamatan Pringsurat terdapat pertanian padi, durian, salak, dan kopi. Perkebunan kopi hanya terdapat di sebelah Utara Kecamatan Pringsurat, hal ini disebabkan karena kondisi geografis di Kecamatan Prinsurat bagian Utara merupakan dataran tinggi, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian kering atau perkebunan. Sedangkan untuk Kecamatan Pringsurat sebelah Selatan, umumnya ditanami dengan padi, hal ini disebabkan karena kondisi geografis di Kecamatan Pringsurat bagian Selatan lebih rendah sehingga cocok untuk dijadikan sawah irigasi. Menurut wawancara dengan petani, hasil pertanian berupa padi umumnya dikonsumsi sendiri, sedangkan untuk hasil pertanian berupa kayu sengon biasanya dijual ke depo-depo atau industri pengolahan kayu berskala kecil. Untuk hasil pertanian berupa hasil kebun, ada beberapa petani yang mengkonsumsi sendiri hasil kebunnya ada juga yang dijual ke pedagang-pedagang besar di Kecamatan Pringsurat.

0 comments: