Potensi dan Permasalahan Kecamatan Pringsurat
Potensi dan Permasalahn Kecamatan Pringsurat adalah sebagai berikut:
Potensi dan permasalahan di Kecamatan Pringsurat terdiri dari potensi berupa keunggulan atau keunikan yang ada di Kecamatan Pringsurat yang lebih unggul dari wilayah sekitarnya atau tidak dimiliki oleh wilayah lain, sehingga memberikan dampak positif bagi Kecamatan Pringsurat dan permasalahan berupa persoalan atau kendala yang menjadi hambatan, dan dampak negatif bagi pembangunan di Kecamatan Pringsurat. Potensi yang ada di Kecamatan Pringsurat secara garis besar terdiri dari:
Tabel Potensi
Potensi dan permasalahan di Kecamatan Pringsurat terdiri dari potensi berupa keunggulan atau keunikan yang ada di Kecamatan Pringsurat yang lebih unggul dari wilayah sekitarnya atau tidak dimiliki oleh wilayah lain, sehingga memberikan dampak positif bagi Kecamatan Pringsurat dan permasalahan berupa persoalan atau kendala yang menjadi hambatan, dan dampak negatif bagi pembangunan di Kecamatan Pringsurat. Potensi yang ada di Kecamatan Pringsurat secara garis besar terdiri dari:
1. Industri Pengolahan Kayu
2. Perkebunan Sengon terbesar
3. Pertanian Padi terbaik
4. Lalu lintas ekonomi
Potensi
tersebut merupakan keunggulan sekaligus menjadi gambaran Kecamatan Pringsurat
yang menjadi sumber pembangunan dan pertumbuhan dibidang ekonomi,
infrastruktur, sosial, dsb. Potensi tersebut harus dikembangkan dan diolah
secara berkelanjutan dengan manajemen yang baik sehingga bermanfaat dalam
pembangunan Kecamatan Pringsurat. Adapun permasalahan yang ada di Kecamatan
Pringsurat secara garis besar terdiri dari:
1. Sumber daya manusia yang rendah
2. Ketidakmerataan pembangunan
3. Masalah lingkungan
4. Masalah keterjangkauan transportasi dan
telekomunikasi
5. Aksesibilitas yang kurang baik
Permasalahan
tersebut menjadi kendala atau persoalan yang menghambat aktivitas masyarakat
dan proses pembangunan Kecamatan Pringsurat sehingga harus diselesaikan dengan
strategi dan kebijakan berdasarkan kondisi dan karakteristik Kecamatan
Pringsurat. Hambatan atau persoalan ini akan terus berdampak terhadap
perkembangan dan keterbelakangan wilayah. Proses penyelesaian atau solusi dari
permasalahan di Kecamatan Pringsurat, dalam laporan ini, memiliki ruang lingkup
usulan dan rekomendasi yang disusun berdasarkan karakteristik Kecamatan
Pringsurat.
Potensi
dan permasalahan disusun dalam bentuk tabel. Tabel potensi dan permasalahan
Kecamatan Pringsurat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No
|
Potensi
|
Fakta
|
1
|
Kecamatan Pringsurat berpotensi di bidang industri pengolahan
kayu
|
Terdapat
14 industri besar di bidang pengolahan kayu
|
Terdapat
1405 industri kecil yang bergerak di bidang kerajinan tanah liat, batik dan
makanan ringan.
|
||
Terdapat
8 industri rumah tangga
|
||
Daya
serap tenaga kerja yang berada sektor industri sebesar 12.715 (26,4%) jiwa
dari jumlah total penduduk Kecamatan Pringsurat 48.087 jiwa.
|
||
Keseluruhan
sektor industri menyumbangkan 46% dari total PDRB Kecamatan Pringsurat.
|
||
2
|
Penghasil sengon terbesar dengan luas perkebunansengon
63,6% dari luas wilayahnya
|
Berdasarkan
data luas penggunaan lahan yang produktif menghasilkan Sengon/ Albasia
sebesar 3.698 Ha atau 63,6% dari luas wilayah Kecamatan Pringsurat 5.728Ha.
Setiap 5-7 tahun menghasilkan 5.547.000 batang dengan penghasilan kotor sekitar
2,5 Trilyun rupiah.
|
3
|
Pertanian padi
terbaik dan
percontohan di
Provinsi Jawa Tengah.
|
Terdapat
Balai Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) tingkat Provinsi Jawa
Tengah di Desa Soropadan
|
Memiliki
tanah latosol coklat kemerahan yang subur sebagai pertanian padi dan sayuran,
serta perkebunan sengon.
|
||
Berdasarkan
hasil wawancara dengan Kepala Desa Soropadan, Desa Soropadan memiliki panen
padi mencapai 8-14 ton per hektar, sehingga Desa Soropadan mendapat surplus
padi hingga mencapai 850 ton.
|
||
4
|
Kecamatan Pringsurat dilewati akses jalan arteri
sehinga menjadi akses utama ekonomi Kabupaten Temanggung
|
Berdasarkan
hasil observasi, Kecamatan Pringsurat merupakan salah satu kecamatan yang
dilalui jalan arteri penghubung Kota Semarang dan Yogyakarta.
|
5
|
Terdapat Balai Pemberdayaan Sumberdaya Manusia
Pertanian sebagai balai percontohan tanaman pertanian/ hortikultura (BPSDM
TAN) Jawa Tengah, di Desa Soropadan
|
Sebagai
percontohan pembibitan hortikultural Jawa Tengah
|
Di
Soropadan Agro Expo 2011 dipamerkan berbagai komoditas yang merupakan produk
unggulan balai pembenihan tersebut yang selama ini telah dipasok ke sejumlah
negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang. Beberapa komoditas unggulan
tersebut di antaranya melon, lobak, semangka, sawi, kubis, cabai.
|
||
Pada
tanggal 15 s/d 19 Juni 2013 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar
“Soropadan Agro Expo (SAE) ke-6 tahun 2013” di sub Terminal Agrobisnis Desa
Soropadan Kecamatan Pringsurat.
|
Tabel Permasalahan
No
|
Permasalahan
|
Fakta
|
1
|
Rendahnya SDM di Kecamatan Pringsurat
|
44%
dari penduduk usia produktif hanya tamat SD .
|
Berdasarkan
hasil kuisioner dan wawancara, rata-rata penduduk kecamatan Pringsurat
setelah tamat SMP/ SMA langsung bekerja sebagai buruh pabrik atau menikah.
|
||
Perangkat
desa tidak kompeten dalam bidangnya dibuktikan dengan tidak lengkapnya data monografi
dan tidak mampunya para perangkat desa dalam mengoperasikan komputer dan
sejenisnya.
|
||
2
|
Tingginya tingkat polusi udara di sekitar kawasan Industri Desa
Kupen dan Desa Suropadan
|
Terdapat
14 Industri besar yang menghasilkan polusi udara akibat limbah uap dan
pembakaran limbah padat.
|
Hasil
wawancara dengan Kepala Desa Soropadan menyatakan asap industri menyebabkan
pH tanah turun.
|
||
Berdasarkan
wawancara dengan Kepala Desa Soropadan, kesuburan tanah di Desa Soropadan
menjadi berkurang, akibatnya para petani harus menggunakan pupuk serta
melakukan jeda penanaman padi dengan menanam palawija agar pH tanah yang
mempengaruhi kesuburan tanah bisa meningkat.
|
||
3
|
Ketidakmerataan
pembangunan antar desa yang dilalui jalan arteri dan jalan kolektor dengan
desa yang tidak dilalui
|
Persebaran
penduduk terpusat di Desa Pingit, Desa Kebumen, dan Desa Kupen. Pembangunan
fasilitas terpusat pada Desa Pingit, Desa Kebumen, Desa Kupen, Desa Rejosari
dan Desa Ngipik.
|
4
|
Perkebunan Tumpangsari menyebabkan hasil perkebunan selain
sengon tidak maksimal
|
Wawancara
dengan Bapak Parmani sebagai petani padi di Desa Klepu menyatakan bahwa lahan
merupakan milik kepala desa dan hasil panen dibagi dengan kepala desa. Selain
itu hasil pertanian tidak dijual sebagai tambahan pendapatan namun disimpan
sebagai cadangan makanan untuk masa panen berikutnya.
|
Tanaman
yang ditumpang sari dengan sengon tidak bisa maksimal. Hasil pertanian berupa
padi dikonsumsi sendiri hingga masa panen berikutnya dan dibagi dengan
pemilik lahan.
|
||
5
|
Aksesibilitas yang kurang baik, dijalan lingkungan perumahan dan
perkebunan
|
Berdasarkan
hasil wawancara Bapak Joko Santoso, Sekretaris Desa gowak mengatakan pada
jalan lingkungan yang ada pada Desa Gowak masih berupa tanah berbatu/makadam
sehingga menyulitkan aksesibilitas warga yang mengggunakan kendaraan
bermotor, serta hasil wawancara dari Bapak Tri Yuli, Kepala Desa Wonokerso, mengatakan
kondisi jalan masih memprihatinkan, karena sepanjang 300meter jalan masih berupa
tanah, 1006meter terbuat dari terasah.
|
6
|
Layanan jaringan telekomunikasi belum menjangkau daerah-daerah
yang letaknya jauh dari ibu kota Kecamatan Pringsurat
|
Berdasarkan
hasil wawancara Bapak Tri Yuli selaku Kepala Desa Wonokerso, sinyal seluler
di Desa Wonokerso lemah dan belum menjangkau desa tersebut karena belum
adanya tower di sekitar desa Wonokerso serta hasil wawancara dari Bapak
Sudjoko selaku Kepala Desa Soborejo mengatakan bahwa pada bagian utara Desa
Soborejo masih susah sinyal
|
7
|
Topografi yang curam di Desa Wonokerso dan Soborejo
|
Berdasarkan
peta topografi, topografi di Desa Wonokerso dan Soborejo berkisar 25-40%
bahkan hingga >40%
|
Sulitnya Aksesibilitas desa yang jaraknya jauh dari ibukota
kecamatan
|
Tidak
ada trayek angkot yang melayani Desa Wonokerso, Desa Soborejo, Desa Gowak,
Desa Pagergunung, dan Desa Klepu.
|
|
8
|
Kurangnya fasilitas penerangan jalan di Jalan lokal dan jalan
Lingkungan
|
Berdasarkan
hasil observasi, 80% jalan lokal, lingkungan dan arteri di Kecamatan
Pringsurat belum memiliki fasilitas penerangan jalan.
|
Belum ada sistem persampahan yang terorganisasi di Kecamatan
Pringsurat
|
Tidak
adanya TPS dan masyarakat masih mengolah sampah dengan cara dibakar dan
dibuang ke sungai.
|
0 comments: