Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Potensi dan Permasalahan Kecamatan Pringsurat

Potensi dan Permasalahn Kecamatan Pringsurat adalah sebagai berikut:


Potensi dan permasalahan di Kecamatan Pringsurat terdiri dari potensi berupa keunggulan atau keunikan yang ada di Kecamatan Pringsurat yang lebih unggul dari wilayah sekitarnya atau tidak dimiliki oleh wilayah lain, sehingga memberikan dampak positif bagi Kecamatan Pringsurat dan permasalahan berupa persoalan atau kendala yang menjadi hambatan, dan dampak negatif bagi pembangunan di Kecamatan Pringsurat. Potensi yang ada di Kecamatan Pringsurat secara garis besar terdiri dari:
1.    Industri Pengolahan Kayu
2.    Perkebunan Sengon terbesar
3.    Pertanian Padi terbaik
4.    Lalu lintas ekonomi
Potensi tersebut merupakan keunggulan sekaligus menjadi gambaran Kecamatan Pringsurat yang menjadi sumber pembangunan dan pertumbuhan dibidang ekonomi, infrastruktur, sosial, dsb. Potensi tersebut harus dikembangkan dan diolah secara berkelanjutan dengan manajemen yang baik sehingga bermanfaat dalam pembangunan Kecamatan Pringsurat. Adapun permasalahan yang ada di Kecamatan Pringsurat secara garis besar terdiri dari:
1.    Sumber daya manusia yang rendah
2.    Ketidakmerataan pembangunan
3.    Masalah lingkungan
4.    Masalah keterjangkauan transportasi dan telekomunikasi
5.    Aksesibilitas yang kurang baik
Permasalahan tersebut menjadi kendala atau persoalan yang menghambat aktivitas masyarakat dan proses pembangunan Kecamatan Pringsurat sehingga harus diselesaikan dengan strategi dan kebijakan berdasarkan kondisi dan karakteristik Kecamatan Pringsurat. Hambatan atau persoalan ini akan terus berdampak terhadap perkembangan dan keterbelakangan wilayah. Proses penyelesaian atau solusi dari permasalahan di Kecamatan Pringsurat, dalam laporan ini, memiliki ruang lingkup usulan dan rekomendasi yang disusun berdasarkan karakteristik Kecamatan Pringsurat.  

Potensi dan permasalahan disusun dalam bentuk tabel. Tabel potensi dan permasalahan Kecamatan Pringsurat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel Potensi


No
Potensi
Fakta
1
Kecamatan Pringsurat berpotensi di bidang industri pengolahan kayu
Terdapat 14 industri besar di bidang pengolahan kayu
Terdapat 1405 industri kecil yang bergerak di bidang kerajinan tanah liat, batik dan makanan ringan.
Terdapat 8 industri rumah tangga
Daya serap tenaga kerja yang berada sektor industri sebesar 12.715 (26,4%) jiwa dari jumlah total penduduk Kecamatan Pringsurat 48.087 jiwa.
Keseluruhan sektor industri menyumbangkan 46% dari total PDRB Kecamatan Pringsurat.
2
Penghasil sengon terbesar dengan luas perkebunansengon 63,6% dari luas wilayahnya
Berdasarkan data luas penggunaan lahan yang produktif menghasilkan Sengon/ Albasia sebesar 3.698 Ha atau 63,6% dari luas wilayah Kecamatan Pringsurat 5.728Ha. Setiap 5-7 tahun menghasilkan 5.547.000 batang dengan penghasilan kotor sekitar 2,5 Trilyun rupiah.
3
Pertanian padi
terbaik dan
percontohan di
Provinsi Jawa Tengah.
Terdapat Balai Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) tingkat Provinsi Jawa Tengah di Desa Soropadan
Memiliki tanah latosol coklat kemerahan yang subur sebagai pertanian padi dan sayuran, serta perkebunan sengon.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Soropadan, Desa Soropadan memiliki panen padi mencapai 8-14 ton per hektar, sehingga Desa Soropadan mendapat surplus padi hingga mencapai 850 ton.
4
Kecamatan Pringsurat dilewati akses jalan arteri sehinga menjadi akses utama ekonomi Kabupaten Temanggung
Berdasarkan hasil observasi, Kecamatan Pringsurat merupakan salah satu kecamatan yang dilalui jalan arteri penghubung Kota Semarang dan Yogyakarta.












5
Terdapat Balai Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pertanian sebagai balai percontohan tanaman pertanian/ hortikultura (BPSDM TAN) Jawa Tengah, di Desa Soropadan
Sebagai percontohan pembibitan hortikultural Jawa Tengah
Di Soropadan Agro Expo 2011 dipamerkan berbagai komoditas yang merupakan produk unggulan balai pembenihan tersebut yang selama ini telah dipasok ke sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang. Beberapa komoditas unggulan tersebut di antaranya melon, lobak, semangka, sawi, kubis, cabai.
Pada tanggal 15 s/d 19 Juni 2013 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar “Soropadan Agro Expo (SAE) ke-6 tahun 2013” di sub Terminal Agrobisnis Desa Soropadan Kecamatan Pringsurat.

Tabel Permasalahan

No
Permasalahan
Fakta
1
Rendahnya SDM di Kecamatan Pringsurat
44% dari penduduk usia produktif hanya tamat SD .
Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara, rata-rata penduduk kecamatan Pringsurat setelah tamat SMP/ SMA langsung bekerja sebagai buruh pabrik atau menikah.
Perangkat desa tidak kompeten dalam bidangnya dibuktikan dengan tidak lengkapnya data monografi dan tidak mampunya para perangkat desa dalam mengoperasikan komputer dan sejenisnya.
2
Tingginya tingkat polusi udara di sekitar kawasan Industri Desa Kupen dan Desa Suropadan
Terdapat 14 Industri besar yang menghasilkan polusi udara akibat limbah uap dan pembakaran limbah padat.
Hasil wawancara dengan Kepala Desa Soropadan menyatakan asap industri menyebabkan pH tanah turun.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Soropadan, kesuburan tanah di Desa Soropadan menjadi berkurang, akibatnya para petani harus menggunakan pupuk serta melakukan jeda penanaman padi dengan menanam palawija agar pH tanah yang mempengaruhi kesuburan tanah bisa meningkat.
3
Ketidakmerataan pembangunan antar desa yang dilalui jalan arteri dan jalan kolektor dengan desa yang tidak dilalui
Persebaran penduduk terpusat di Desa Pingit, Desa Kebumen, dan Desa Kupen. Pembangunan fasilitas terpusat pada Desa Pingit, Desa Kebumen, Desa Kupen, Desa Rejosari dan Desa Ngipik.
4
Perkebunan Tumpangsari menyebabkan hasil perkebunan selain sengon tidak maksimal
Wawancara dengan Bapak Parmani sebagai petani padi di Desa Klepu menyatakan bahwa lahan merupakan milik kepala desa dan hasil panen dibagi dengan kepala desa. Selain itu hasil pertanian tidak dijual sebagai tambahan pendapatan namun disimpan sebagai cadangan makanan untuk masa panen berikutnya.
Tanaman yang ditumpang sari dengan sengon tidak bisa maksimal. Hasil pertanian berupa padi dikonsumsi sendiri hingga masa panen berikutnya dan dibagi dengan pemilik lahan.
5
Aksesibilitas yang kurang baik, dijalan lingkungan perumahan dan perkebunan
Berdasarkan hasil wawancara Bapak Joko Santoso, Sekretaris Desa gowak mengatakan pada jalan lingkungan yang ada pada Desa Gowak masih berupa tanah berbatu/makadam sehingga menyulitkan aksesibilitas warga yang mengggunakan kendaraan bermotor, serta hasil wawancara dari Bapak Tri Yuli, Kepala Desa Wonokerso, mengatakan kondisi jalan masih memprihatinkan, karena sepanjang 300meter jalan masih berupa tanah, 1006meter terbuat dari terasah.
6
Layanan jaringan telekomunikasi belum menjangkau daerah-daerah yang letaknya jauh dari ibu kota Kecamatan Pringsurat 
Berdasarkan hasil wawancara Bapak Tri Yuli selaku Kepala Desa Wonokerso, sinyal seluler di Desa Wonokerso lemah dan belum menjangkau desa tersebut karena belum adanya tower di sekitar desa Wonokerso serta hasil wawancara dari Bapak Sudjoko selaku Kepala Desa Soborejo mengatakan bahwa pada bagian utara Desa Soborejo masih susah sinyal
7
Topografi yang curam di Desa Wonokerso dan Soborejo
Berdasarkan peta topografi, topografi di Desa Wonokerso dan Soborejo berkisar 25-40% bahkan hingga >40%
Sulitnya Aksesibilitas desa yang jaraknya jauh dari ibukota kecamatan
Tidak ada trayek angkot yang melayani Desa Wonokerso, Desa Soborejo, Desa Gowak, Desa Pagergunung, dan Desa Klepu.
8
Kurangnya fasilitas penerangan jalan di Jalan lokal dan jalan Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi, 80% jalan lokal, lingkungan dan arteri di Kecamatan Pringsurat belum memiliki fasilitas penerangan jalan.
Belum ada sistem persampahan yang terorganisasi di Kecamatan Pringsurat
Tidak adanya TPS dan masyarakat masih mengolah sampah dengan cara dibakar dan dibuang ke sungai.


0 comments: