Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Profil Ekonomi Kecamatan Pringsurat

a. Perindustrian Perekonomian 

Kelurahan Pringsurat sebagian besar disokong dari sektor industri pengolahan. Dapat dilihat dari data PDRB Kecamatan Pringsurat tahun 2012, sektor industri mendominasi PDRB Kecamatan Pringsurat sebesar 45%, disusul dengan sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor-sektor lainnya, seperti pada diagram di bawah ini.  

Berdasarkan grafik di atas, sumbangan PDRB Kecamatan Pringsurat oleh sektor industri pengolahan semakin meningkat seiring dengan jumlah industri yang ada terutama industri besar. Hingga tahun 2014 ini saja, terdapat 14 industri besar, 1405 industri kecil, 8 industri rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Pringsurat. Semua industri besar hanya berada di desa-desa yang dilewati oleh jalan arteri untuk memudahkan distribusi barang, sedangkan industri kecil dan rumah tangga umumnya terletak masuk ke dalam desa dan agak jauh dari permukiman agar aktivitas produksi mereka tidak mengganggu aktivitas permukiman akibat kebisingan maupun polusi udara yang mereka timbulkan.

Kecamatan Pringsurat memiliki kegiatan sentra industri pengolahan yang cukup beragam, seperti industri pengolahan batu bata yang terletak di Desa Soborejo, Pingit, Gowak, Karangwuni, Kebumen, dan Desa Kupen. Untuk industri pengolahan gula aren terdapat di Desa Wonokerso, Soborejo, Nglorog, dan Desa Karangwuni. Lalu sentra industri anyaman bambu terdapat di Desa Klepu dan Desa Pingit. Untuk industri lainnya seperti pembersihan kopi terdapat di Desa Soborejo, industri masker dan kain pel di Desa Pingit, serta industri kerajinan kayu di Desa Klepu. Selain itu berdasarkan observasi lapangan, di Desa Pingit terdapat industri perusahaan penyedia bus pariwisata.
Industri pengolahan yang ada di Kecamatan Pringsurat umumnya berupa industri pengolahan kayu terutama pada industri berskala besar. Untuk industri besar sebagian besar merupakan industri pengolahan kayu sengon dengan output produksi berupa kayu lapis atau triplek (plywood) dan peti kemas. Umumnya untuk pemasaran industri berskala besar hingga ke Eropa. Selain itu, terdapat pula satu industri bernama PT. TKPI (Tanjung Kreasi Parquet Industri) yang bergerak dalam industri pengolahan kayu menjadi parquet, hanya saja bahan baku untuk industri ini bukan merupakan sengon yang adalah komoditas utama dari Kecamatan Pringsurat, melainkan kayu karet, mahoni, dan kayu-kayu lain yang didatangkan dari luar Kabupaten Temanggung. Pemilihan lokasi industri TKPI ini dimungkinkan karena letaknya yang strategis, sedangkan untuk industri-industri besar lainnya lebih didasari adanya bahan baku di Kecamatan Pringsurat. Sedangkan untuk industri kecil dan industri rumah tangga lebih beragam, tetapi sebagian besar juga merupakan industri pengolahan kayu. Untuk industri pengolahan kayu pada industri dengan skala kecil dan rumah tangga, biasanya output yang dihasilkan berupa kayu-kayu yang telah dipotong untuk kemudian dijual ke pabrik-pabrik besar untuk diolah lebih lanjut. Namun terdapat pula industri pengolahan kayu dengan skala kecil yang output produksi merupakan kayu lapis, hanya saja skala pemasarannya yaitu hanya ke toko-toko terdekat dan terkadang didatangi langsung oleh konsumen. Menurut hasil wawancara dengan pelaku industri, bahan baku pengolahan kayu sengon baik untuk industri besar maupun kecil berasal tidak hanya dari Kecamatan Pringsurat, melainkan juga dari Jepara dan Batang. Selain industri pengolahan kayu, industri yang cukup dominan yang ada di Kecamatan Pringsurat yaitu industri pengolahan tanah liat dengan output produksi berupa genteng dan batubata. Bahan baku dari pengolahan tanah liat ini berasal dari Kecamatan Pringsurat saja. Sedangkan untuk skala pemasarannya yaitu di Provinsi Jawa Tengah. Selain industri-industri tersebut, terdapat juga industri-industri kecil dan rumah tangga yang mengolah kembali limbah hasil industri besar seperti industri kre yang bahan bakunya merupakan limbah hasil produksi dari PT TKPI dan industri veneer yang bahan bakunya merupakan limbah hasil produksi dari PT DSN.

Berdasarkan wawancara dengan pelaku industri, sebagian besar pekerja industri yang ada di Kecamatan Pringsurat berasal dari kecamatan itu sendiri. Namun terdapat pula pekerja industri yang berasal dari luar Kabupaten Temanggung, yaitu dari Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, selain itu ada juga industri kecil yang pekerjanya berasal dari Sumatera. Rata-rata pendidikan terakhir para pekerja industri yaitu SMP dan SMA, namun ada juga industri yang beberapa pekerjanya berpendidikan terakhir SD. Upah rata-rata pekerja industri kecil di Kecamatan Pringsurat  dibayar harian yaitu berkisar antara Rp 15.000-60.000/hari. Melihat dari pendidikan terakhir para pekerja industri, kualitas SDM di Kecamatan Pringsurat sudah cukup baik, walaupun masih ada yang hanya tamatan SD. Namun dengan kondisi SDM tersebut, upah yang didapat masih kurang layak.

b. Komoditas Pertanian
Berdasarkan peta sebaran komoditas pertanian di atas, komoditas unggulan dari Kecamatan Pringsurat yaitu pohon sengon yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Untuk komoditas lainnya di Kecamatan Pringsurat terdapat pertanian padi, durian, salak, dan kopi. Perkebunan kopi hanya terdapat di sebelah Utara Kecamatan Pringsurat, hal ini disebabkan karena kondisi geografis di Kecamatan Prinsurat bagian Utara merupakan dataran tinggi, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian kering atau perkebunan. Sedangkan untuk Kecamatan Pringsurat sebelah Selatan, umumnya ditanami dengan padi, hal ini disebabkan karena kondisi geografis di Kecamatan Pringsurat bagian Selatan lebih rendah sehingga cocok untuk dijadikan sawah irigasi. Menurut wawancara dengan petani, hasil pertanian berupa padi umumnya dikonsumsi sendiri, sedangkan untuk hasil pertanian berupa kayu sengon biasanya dijual ke depo-depo atau industri pengolahan kayu berskala kecil. Untuk hasil pertanian berupa hasil kebun, ada beberapa petani yang mengkonsumsi sendiri hasil kebunnya ada juga yang dijual ke pedagang-pedagang besar di Kecamatan Pringsurat.

0 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 1 comments

Tujuh Hari menjalani kehidupan di Pringsurat

Survei atau yang bisa kita sebut kegiatan lapangan merupakan salah satu hal yang patut untuk dilakukan guna melakukan checking data atau mencari data yang diperlukan untuk sebuah laporan.
Beberapa bulan yang lalu kami, kelompok studio 2b Pringsurat, melakukan perjalanan ke wilayah studi Studio Proses Perencanaan kami yaitu Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung.
Perjalanan ini dimaksudkan untuk melakukan survei atau kegiatan lapangan yang memiliki tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas.
Kami berangkat hari Sabtu, 28 April 2014 dengan membawa sebuah tas berisi pakaian untuk 7 hari, sejumlah motor untuk mobilisasi dan setumpuk harapan.
Kami berangkat pada pagi hari dengan harapan kami bisa melakukan persiapan dan juga adaptasi dengan lingkungan sekitar. Sekitar pukul 11 siang kami telah sampai di basecamp di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. Suasana yang kami rasakan di sana sangat berbeda dengan apa yang kami rasakan disini, di Tembalang. Selain karena cuacanya yang lebih dingin dari Tembalang, juga warganya yang sangat ramah dan sangat welcome dengan kedatangan kami disini.
Kami memulai hari pertama kami di Pringsurat dengan mengunjungi ketua RT setempat untuk meminta ijin tinggal selama 7 hari disana. Selain itu kami juga melakukan observasi terkait mengambil data yang kami butuhkan untuk laporan. Menyenangkan, menjelajahi daerah baru yang sama sekali belum pernah kami kunjungi.
Hari-hari selanjutnya kami melakukan wawancara dan menyebar kuesioner. Kami dibagi menjadi 2 kelompok dengan tujuan mempermudah mobilitas dan juga mempercepat selesainya pengumpulan data. Dengan berangkat pada jam yang sama setiap harinya, kami pergi dengan masing-masing tujuan desa yang berbeda. Beragam cerita telah kami dapat disana, mulai dari mencicipi jalan makadam yang berbatu, melakukan lobby-ing dengan satpam industri pengolahan kayu hingga menikmati jalan arteri di malam hari.
Perjalanan kami tak hanya berhenti hanya sampai di Temanggung. Dengan sedikit sisa waktu yang ada, kami akhirnya pergi menikmati salah satu ciptaan Tuhan berupa pemandangan alam Air Terjun Sekarlangit di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Meskipun sederhana tapi memberikan pengalaman luar biasa untuk kami, mahasiswa yang terlalu larut dengan deadline.
Tujuh hari sudah kami berada di kabupaten orang. Ini saatnya kami kembali ke daerah rantauan kami di Semarang. Hari Sabtu minggu berikutnya kami berangkat pulang kembali ke Tembalang.

Satu hal yang mengesankan kami selama tinggal di Desa Pingit dan sekitarnya. Masyarakatnya sangat ramah. Mereka tak sungkan untuk tersenyum saat kami lewat. Ini mencerminkan Indonesia yang ramah dan sangat menyenangkan.





1 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Profil Demografi Kecamatan Pringsurat

Kecamatan Pringsurat memiliki jumlah penduduk 48.087 jiwa yang terdiri dari 24.181 laki-laki, 23.906 perempuan. Berikut ini grafik pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pringsurat:


Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk di Kecamatan Pringsurat mengalami kenaikan. Kenaikan jumlah penduduk yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2011-2012 yakni dari 46.783 jiwa menjadi 48.087 jiwa. Pertumbuhan penduduk selalu meningkat dikarenakan Angka kelahiran kasar (CBR) sejumlah 7,09 per 1000 jiwa, Angka Kematian Kasar (CDR) sejumlah 3,84 per 1000 jiwa yang berarti angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Maka peningkatan jumlah penduduk sebesar 3,25 per 1000 jiwa.
Dilihat dari tingkat pendidikannya, mayoritas penduduk Kecamatan Pringsurat adalah tamat Sekolah Dasar Sederajat. Di Desa Kebumen dan Suropadan, masyarakat yang mempunyai perekonomian tinggi lebih memilih menyekolahkan anaknya ke Kabupaten Magelang ataupun Kota Magelang. Ini berarti tidak seluruh penduduk usia sekolah bersekolah di Kecamatan Pringsurat, melainkan terbagi juga ke daerah lain yang tidak termasuk wilayah administrasi Kabupaten Magelang.

Luas Kecamatan Pringsurat 57,27 km2 dengan jumlah penduduk 48.087 jiwa. Dengan demikian, kepadatan penduduk sekitar 840 jiwa/km2. Distribusi penduduk Kecamatan Pringsurat mencapai 6,56% dari total penduduk di Kabupaten Temanggung. Berikut ini persebaran kepadatan penduduk di Kecamatan Pringsurat pada tahun 2012:

0 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Presentasi Draft Laporan

Presentasi Draft Laporan

Presentasi draft laporan yang kami lakukan pada tanggal 17 Juni lalu. Presentasi draft laporan ini bertujuan untuk melihat sudah sejauh mana laporan yang kita buat. apakah masih ada kekurangan atau tidak. draft laporan ini merupakan draft final, artinya sudah mencakup keempat bab yang seharusnya masuk dalam laporan akhir yaitu bab I berupa pendahuluan, bab II berupa Gambaran wilayah, bab III berupa potensi dan permasalahan dan yang terakhir adalah bab IV tentang usulan dan rekomendasi.

Kelompok kami, Kelompok 2B Pringsurat, merupakan salah satu presentator dalam presentasi ini, artinya kelompok kami yang melakukan presentasi sedangkan satu kelompok lagi menjadi penilai presentasi kami. Alhamdulillah presentasi berjalan dengan lancar dan tanpa kendala :)





0 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Profil Wilayah Kecamatan Pringsurat


Karakteristik penggunaan lahan perdesaan dan perkotaan, dipengaruhi oleh faktor peningkatan jumlah penduduk, aktivitas dan kebutuhan lahan, baik untuk permukiman maupun kegiatan ekonomi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan pola tata guna lahan yang akhirnya menjadi karakter kota dan desa.

Berdasarkan hasil Klasifikasi Desa-kota yang ditetapkan oleh badan pusat statistik, maka Kecamatan Pringsurat terdapat 7 desa yang bersifat kota, yaitu Desa Pingit, Desa Ngipik, Desa Rejosari, Desa Kupen, Desa Kebumen, Desa Soropadan, dan Desa Ngolorg
Karakteristik penggunaan lahan tujuh desa yang bersifat kota tersebut didominasi oleh pusat aktivitas, seperti pemerintahan (kantor), perdagangan (pasar), pendidikan , kesehatan (praktek dokter, puskesmas) dan permukiman.
Contoh salah satu karakteristik penggunaan lahan di Desa Pingit terdiri dari perdagangan dan jasa yaitu Pasar Pingit dengan cakupan pelayanan masyarakat Desa Pingit, Soborejo, Wonokerso, Gowak, Pagergunung (Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Pingit).  Selain pasar, terdapat lahan untuk pendidikan, 2 SD dan 1 SMK. Desa Pingit juga terdapat 1 Puskesmas rawat inap yang melayani Kecamatan Pringsurat (Observasi dan Wawancara dengan Sekretaris Desa Pingit) serta aktivitas industri, seperti PT. TKPI. Berdasarkan Karakteristik penggunaan lahan tersebut maka yang menjadi aktivitas utama adalah permukiman, sebesar 25% dari luas desa pringsurat (5.728 Ha)
Berdasarkan karakteristik penggunaan lahan di Desa Pingit, digolongkan sebagai desa yang menyediakan sarana-prasarana pendukung aktivitas (Pasar, Pendidikan, Kesehatan) yang digolongkan sebagai Kota.
Karakateristik 7 desa yang bersifat kota tersebut, secara umum merupakan daerah penyedia sarana-prasarana pendukung untuk aktivitas kecamatan Pringsurat, yang didasari pada hasil klasifikasi kota dengan variabel jumlah penduduk, sarana-prasarana pendidikan (TK, SD, SMP, dan SMA), Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit), Perdagangan dan jasa (Pasar, Koperasi), dsb dengan skor >10 (memenuhi kriteria sarana-prasarana minimal) sehingga dikatakan sebagai kota.

Kecamatan Pringsurat memiliki luas wilayah 5.728 Ha.  Dengan rincian Lahan Sawah 639 Ha dan Bukan Lahan Sawah 5.089 Ha. Lahan bukan sawah tediri dari lahan bangunan, lahan tegal/ ladang, kawasan hutan dan perkebunan, serta kawasan lainnya seperti lapangan. Terdapat banyak tegalan dan hutan pada topografi ekstrim (jurang) yang tidak dapat dimanfaatkan. Berdasarkan luas lahan, tegalan/ ladang merupakan jenis tata guna lahan yang dominan di Kecamatan Pringsurat dengan persentase 35%, diikuti kawasan perkebunan sebesar 27%. Daerah perkebunan ini, memberikan gambaran dalam perencanaan kedepan yang berbasis daerah produksi pertanian dan perkebunan.
Berdasarkan jenis penggunaan lahan yang dirinci perdesa, luas lahan yang paling besar adalah Desa Soborejo dengan luas 567 Ha yang diikuti luas lahan Karangwuni sebesar 549 Ha, sedangkan luas lahan yang paling kecil berada di Desa Ngipik sebesar 307 Ha. Berdasarkan luas lahan bukan persawahan, Desa Soborejo memiliki luas perkebunan paling dominan sebesar 162 Ha diikuti dengan tegalan sebesar 158 Ha, sedangkan luas lahan bukan persawahan paling kecil berada di Desa Soropadan, dengan dominasi pemukiman sebesar 85 Ha. Selengkapnya ditunjukkan oleh peta berikut ini.



Kawasan permukiman di Kecamatan Pringsurat berupa pemukiman berskala kecil tersebar di seluruh kecamatan dan tidak terpusat. Lahan pemukiman terbesar terdapat di Desa Pingit dan Desa Kebumen yang merupakan pusat aktivitas warga Kecamatan Pringsurat. Sawah irigasi teknis sangat luas terpusat di satu tempat, yaitu terdapat di perbatasan Desa Soropadan dan Desa Kebumen. Sawah lainnya yang tersebar di seluruh Kecamatan Pringsurat merupakan sawah tadah hujan. Guna lahan di seluruh desa di Kecamatan Pringsurat didominasi oleh tegalan dan perkebunan sengon kecuali Desa Kebumen dan Desa Pingit yang didominasi oleh pemukiman.

0 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Sepuser, Tempat Wisata untuk Kalangan Terbatas di Kecamatan Pringsurat

Pertama kali mendengar kata Sepuser, apa yang terlintas dalam pikiran anda?

Yap, jujur saya memikirkan identik dengan kata puser yang kalau dilihat pada setiap tubuh manusia berada ditengah tengah tubuh mereka, pemisah bagian atas dan bagian bawah..

Lalu adakah hubungan antara puser dan sepuser ?

Jika dilihat dari sejarahnya katanya sepuser berada ditengah - tengah pulau Jawa, tapi setelah dilihat lagi Sepuser tenyata peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yaitu menjadi batas titik sentra Jawa Tengah antara Laut Jawa dan Samudera Hindia. Titik tersebut dibangun disebuah tugu yang terletak di hutan milik Perum Perhutani, tepatnya di Dusun Sepuser, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat

Setelah melakukan observasi pada tempat tersebut, ternyata kondisinya cukup memprihatinkan, kondisinya kurang terawat, serta tidak ada penunjuk arah menuju tempat tersebut, setelah bertanya pada penduduk sekitar ternyata penduduk sekitarpun kurang memperhatinkan tempat tersebut, terasa wajar karena tempat tersebut berada pada tengah - tengah areal dan hutan, dan akses menuju tempat tersebut yang cukup membingungkan serta merupakan jalan lingkungan.

Pada areal tersebut terdapat sebuah tugu yang ukurannya tidak terlalu besar, pada saat kami melaksanakan observasi kata salah satu warga sekitar, tempat tersebut biasanya ramai dikala malam jumat kliwon, karena terdapat pertapaan suci, hal tersebut mungkin karena lokasi yang cukup tenang dan damai.

Saran untuk pemerintah setempat agar menjaga kelestarian Tugu Sepuser serta memberikan penunjuk arah, karena Tugu Sepuser tersebut merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sudah sepatutnya untuk dilestarikan.

Yustinus di Tugu Sepuser

Yusti dan Wahyu selfie di depan Tugu Sepuser sambil menikmati Kelapa Muda

Akses menuju Tugu Sepuser

Suasana sekitar Tugu Sepuser, terlihat terdapat ponsokuntuk berteduh


0 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Impresi Kecamatan Pringsurat Menurut Hajar

Impresi Kecamatan Pringsurat menurut kacamata Hajar

Kecamatan Pringsurat terletak di Kabupaten Temanggung bagian timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Kecamatan Pringsurat dilewati oleh jalan arteri yang merupakan jalur Semarang – Yogyakarta sehingga menjadi Kecamatan Pringsurat cukup ramai dilewati oleh kendaraan-kendaraan besar baik bus maupun truk. Karena dilewati jalan arteri, akses untuk menuju Kecamatan Pringsurat cukuplah mudah.
Sebagai salah satu kecamatan yang terletak di jalan arteri, kemudahan aksesibilitas ini yang kemudian dimanfaatkan sebagai kawasan perindustrian sehingga distribusi barang menjadi lebih mudah. Selain karena aksesibilitas, faktor utama yang menjadikan Kecamatan Pringsurat sebagai kawasan industri yaitu karena Kecamatan Pringsurat merupakan salah satu penghasil sengon di Indonesia. Di sepanjang jalan arteri hingga kemudian masuk ke jalan kolektor, terdapat 14 industri besar dengan skala pemasaran internasional. Tiga belas dari empat belas industri tersebut merupakan industri pengolahan kayu sengon yang kemudian diolah menjadi triplek atau kayu lapis (plywood) dan sebuah industri kayu parquet.
Dengan adanya industri –industri di Kecamatan Pringsurat mampu menyerap hingga ratusan tenaga kerja per pabriknya. Belum lagi apabila pabrik mendapat pesanan besar sehingga membutuhkan jasa para buruh kontrak. Sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di pabrik-pabrik ini merupakan warga Kecamatan Pringsurat. Penyerapan tenaga kerja yang cukup besar ini diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran yang ada di Kecamatan Pringsurat.
Namun begitu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kecamatan Pringsurat masihlah rendah. Masih kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan serta banyaknya pernikahan di usia dini. Banyak di antara warga Kecamatan Pringsurat yang hanya lulusan SMP bahkan SD yang kemudian memilih bekerja sebagai buruh pabrik untuk membantu perekonomian keluarga. Selain itu banyak pula warga Kecamatan Pringsurat yang belum berusia 20 tahun namun sudah berkeluarga dan memiliki anak. Keadaan inilah yang membuat terjadinya ketimpangan antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama pada sektor industri pengolahan dengan rendah kualitas sumber daya manusia yang ada sehingga kurang berkembanya pertumbuhan ekonomi berbasis kemasyarakatan di Kecamatan Pringsurat.
Kecamatan Pringsurat memiliki 14 desa dengan 7 di antaranya merupakan desa dengan status kota yaitu Desa Pingit, Ngipik, Rejosari, Kupen, Kebumen, Soropadan, dan Desa Nglorog. Enam dari tujuh tersebut merupakan desa-desa yang terletak di sepanjang jalan arteri dan kolektor, sedangkan untuk Desa Nglorog terletak di bagian Utara Kecamatan Pringsurat dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Kaloran. Dari ketujuh desa kota tersebut, Desa Pingit dan Desa Kebumen merupakan desa dengan fasilitas terlengkap di Kecamatan Pringsurat. Dengan letak Desa Pingit di sebelah Timur dan Desa Kebumen di sebelah Barat sehingga terbentuklah suatu jangkauan pelayanannya masing-masing.
Pusat pemerintahan dari Kecamatan Pringsurat yang berupa Kantor Kecamatan Pringsurat terletak di Desa Pringsurat. Namun anehnya, status Desa Prinsurat bukanlah kota dan justru malah merupakan desa tertinggal. Walaupun letaknya berada di pinggiran jalan arteri pula. Pembangunan infrastruktur yang sangatlah kurang diperhatikan mengakibatkan buruknya aksesibilitas, padahal kebanyakan dari jalanan di Desa Pringsurat curam dan berbatu sehingga kurang aman dilewati apabila hujan maupun di malam hari. Karena topografinya yang cukup curam tersebut, tidak terlalu banyak perumahan warga yang dapat ditemui di Desa Pringsurat. Letak antara satu dusun dengan dusun lainnya sangalah menyebar. Hampir 70% dari wilayah Desa Pringsurat merupakan hutan kayu sengon.
Selain jalan yang berbatu, terdapat pula jalan beraspal di Desa Pringsurat. Namun keadaannya tidak kalah buruk dengan jalanan berbatu. Sebaian besar jalan beraspal tersebut rusak dan banyak terdapat lubang sehingga tidak nyaman untuk dilewati baik oleh sepeda motor maupun mobil. Keadaan  buruknya aksesibilitas inilah yang menyulitkan kendaraan-kendaraan pengangkut kayu sengon. Meskipun begitu banyak pula warga terutama ibu-ibu rumah tangga yang untuk berbelanja ke pasar terdekat dengan menggunakan angkutan umum harus berjalan kaki sejauh 3-5 km dan melewati jalan berbatu nan curam untuk kemudian menaiki angkutan umum.
Selain Desa Pringsurat, desa dengan aksesibilitas buruk lainnya yaitu Desa Soborejo. Namun kondisi jalan yang rusak ini tidak begitu banyak dan cenderung berada di jalan yang mengarah ke Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Anehnya kondisi jalan rusak ini berada di depan kantor-kantor pemerintahan dan salah satu SD di Desa Kaloran. Tentu hal ini mempersulit warga untuk mengakses fasilitas-fasilitas penting tersebut. Selain itu apabila pada malam hari, penerangan di jalan Soborejo – Pingit masih minim dan hanya berasal dari rumah-rumah warga di pinggiran jalan. Tentu saja untuk mengakses jalan ini pada malam hari sangatlah tidak aman.
Mata pencaharian utama penduduk Desa Soborejo yaitu bertani. Hal itu disebabkan letaknya yang berada di dataran tinggi dan tanahnya cenderung subur. Kebanyakan dari warga desa ini bercocok tanam di tanah milik mereka sendiri. Yang unik dari Desa Soborejo adalah kebanyakan dari warganya bercocok tanam hanya untuk dikonsumsi secara pribadi bukan untuk dijual. Dan apabila tanaman mereka belum bisa dipanen, mereka memilih untuk meminta kepada tetanga saja daripada membeli. Pengaruh adanya industri di sepanjang jalan arteri Pringsurat juga terdapat di Desa Soborejo. Sebagian warga dari Desa Soborejo juga ada yang bekerja sebagai buruh pabrik walaupun tidak terlalu banyak.
Letak Kecamatan Pringsurat yang dilewati oleh jalan arteri menyebabkan wilayah ini kurang aman untuk diakses oleh anak-anak. Sehingga kebanyakan sekolah baik TK maupun SD cenderung berada di dalam wilayah desa masing-masing. Namun apabila warga ingin mengakses fasilitas-fasilitas di desa lain tentu sangat kurang nyaman karena harus melewati jalur luar kota dan distribusi barang yang biasanya dilewati oleh bus-bus antar provinsi dan truk-truk kontainer pengangkut barang.
Dilihat dari segi origin-destination atau OD, Kecamatan Pringsurat juga cukup unik dan cenderung mengindikasikan terjadinya leakage atau kebocoran. Kebanyakan dari warga Kecamatan Pringsurat lebih sering berbelanja, bersekolah, dan berwisata di Kabupaten Magelang atau Kabupaten Semarang daripada di Kabupaten Temanggung sendiri. Hal ini disebabkan karena letaknya berbatasan langsung dengan kedua kabupaten tersebut dan cenderung jauh dari pusat Kabupaten Temanggung. Yang unik mereka cenderung kurang familiar dengan Kabupaten Temanggung sendiri dan lebih suka untuk mengakses kebutuhan sehari-hari mereka di kabupaten-kabupaten sekitarnya. Tentu hal ini yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi di kalangan masyarakat Kecamatan Pringsurat itu sendiri.

Penulis: Hajar Anissa
 

0 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 1 comments

Impresi Kecamatan Pringsurat menurut Wahyu

Impresi Kecamatan Pringsurat menurut Wahyu

Gambaran Umum Pringsurat
Kecamatan Pringsurat adalah salah satu dari 20 kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung, Jarak dari Kota Temanggung 16 Km dengan luas 5.728 Ha. Wilayah Kecamatan Pringsurat terletak pada ketinggian tanah rata-rata 633,93 m dpl, dengan suhu maksimum 30 derajat celsius dan suhu minimum 20 derajat celsius. Rata-rata jumlah hari hujan 64 hari dan banyaknya curah hujan 22 mm/th. Dengan rincian Lahan Sawah 639 Ha dan Bukan Lahan Sawah 5.089 Ha. Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dalam pembagian wilayah Administrasi terbagi menjadi 14 Desa, 122 Dusun, 364 RT, 112 RW. dengan jumlah Kades 14, perangkat desa 290 dan anggota BPD 150. (temanggungkab.co.id)
Aksesibilitas
            Kecamatan Pringsurat merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Temanggung yang dilalui oleh jalan arteri Semarang-Yogyakarta. Jalan tersebut memberikan akses yang mudah terutama bagi industri-industri yang letaknya di pinggir jalan arteri. Sehingga memudahkan proses distribusi maupun masuk bahan baku.
            Akan tetapi kondisi tersebut berbeda dengan kondisi jalan yang menghubungkan antar desa di Kecamatan Pringsurat. Jalan penghubung tersebut masih banyak ditemui tipe jalan yang berupa bebatuan/makadam maupun rabat beton. Belum lagi jalan tersebut hanya mempunyai 1 jalur saja sehingga menyulitkan jika ada kendaraan yang berpapasan terutama mobil.
Infrastruktur dan sarana prasarana
            Penyediaan air bersih di Kecamatan Pringsurat terdiri dari PDAM, sumur gali, mata air, dan Pamsimas. Daerah yang terlayani oleh PDAM adalah rata-rata desa yang statusnya kota seperti desa Pingit, Soropadan, Kebumen dan lain-lain. Desa lain yang letak topografinya berbukit-bukit biasanya menggunakan sumur gali, mata air, maupun Pamsimas. Pamsimas itu sendiri adalah bentuk instalasi air bersih yang sumbernya dari mata air lalu disalurkan ke masyarakat disekitarnya melalui pipa-pipa. Untuk Pamsimas, warga yang menggunakan dikenakan biaya Rp 30.000 untuk penggunaan air yang tidak terbatas.
            Untuk sarana komunikasi warga di Kecamatan Pringsurat menggunakan telepon selular. Daerah yang mempunyai sinyal yang bagus adalah daerah di sekitar jalan arteri dan jalan kolektor. Dan untuk desa yang letaknya jauh dari jalan arteri, kondisi sinyalnya cukup lemah hampir semua operator selular.
            Lalu untuk sarana listrik, semua rumah di Kematan Pringsurat sudah terlayani oleh PLN.
Potensi
            Industri
            Banyak industri yang terdapat di Kecamatan Pringsurat. Industri tersebut bergerak pada bidang pengolahan kayu, produksi aren, produksi batako, produksi genteng, maupun industri rumahan seperti pembuatan makanan ringan dan kerajinan.
            Industri pengolahan kayu letaknya banyak yang berada di pinggir jalan arteri dan kolektor. Industri ini mengolah bahan baku berupa kayu gelondongan yang rata-rata berasal dari daerah Jepara. Jenis kayu yang biasanya digunakan adalah jenis Albasia. Setelah diolah, bentuk jadi dari produksi ini adalah lembaran triplek yang akan kirim ke luar daerah bahkan di ekspor ke luar negeri seperti cina, amerika, dan eropa.
            Selain pengolahan kayu, terdapat industri batako dan genteng yang banyak terdapat di desa Kebumen dan desa Soropadan. Lalu terdapat juga industri pembuatan makanan ringan yang terletak di desa Karangwuni. Jaringan pemasaran industri makanan ringan ini hanya sebatas Temanggung dan Jawa Tengah saja.
            Perkebunan
            Potensi perkebunan di Pringsurat paling banyak adalah kayu sengon/albasia. Selain itu juga terdapat komoditas kopi dan salak. Tetapi komoditas dari perkebunan tidak menjadi sumber penghasilan bagi warga. Mereka hanya menganggap komoditas dari perkebunan hanya sambilan saja. Sehingga komoditas ini kurang dimanfaatkan secara optimal.
           
            Pertanian
            Salah satu keunggulan pertanian di Pringsurat adalah adanya balai pembenihan di desa Soropadan yang tingkanya Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat sawah pertanian yang dijadikan percontohan seluruh Indonesia. Rata-rata produksi panen sawah di desa Soropadan mencapai 9 ton/hektar. Kondisi ini juga didukung dengan saluran irigasi teknik yang airnya mengalir setiap tahun. Sehingga mengakibatkan satu tahun, sawah di Soropadan dapat panen 2 kali.
Masalah
            Masalah yang terjadi di Pringsurat adalah kondisi aksesibilatas dalam desa yang buruk. Ini mengakibatkan potensi-potensi ekonomi lokal yang berada di desa tidak bisa berkembang. Kondisi tersebut membuat warga hanya berkerja sebagai buruh pabrik yang notabene pabrik tersebut berasal dari luar wilayah. Sehingga membuat pendapatan ekonomi yang aslinya dapat tersalurkan ke lokal malah keluar ke daerah asal industri tersebut.
            Selain itu masalah yang dihadapi oleh pertanian di Soropadan adalah polusi-polusi yang menyebabkan penceraman tanah. Tanah yang tercemar, PH tanahnya menurun yang menyebabkan produksi panennya menurun. Polusi tersebut dihasilkan oleh pabrik-pabrik “nakal” yang letaknya di daerah Secang, Kabupaten Magelang.

Penulis: Wahyu Prapto 

1 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Impresi Kecamatan Pringsurat menurut Dewa

Kecamatan Pringsurat merupakan salah satu Kecamatan dari 20 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Temanggung, Kecamatan Pringsurat memiliki luas wilayah yaitu 5.727 Ha. Kecamatan Pringsurat memiliki 14 desa antara lain Desa Kupen, Suropadan, Kebumen, Pringsurat, Karangwuni, Gowak, Rejosari, Ngipik, Pingit, Klepu, Pagergunung, Ngloeog, Soborejo dan Wonokerso, memiliki 144 dusun 112 RW dan 356 RT, pada wilayah Kecamatan Pringsurat dilalui oleh jalur utama Semarang – Yogyakarta, sehingga tak jarang pada jalur tersebut dilalui oleh banyak kendaraan baik yang merupakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, sehingga jalur tersebut lumayan padat pada jam – jam tertentu serta pada tiap harinya, Pada wilayah Kecamatan Pringsurat jarak tempuh menuju wilayah Kota Temanggung yaitu sekitar kira – kira 16 Km. Daerah Alirah Sungai yang mengaliri wilayah Kecamatan Pringsurat yaitu Daerah Aliran Sungai Elo. Pada wilayah Kecamatan Pringsurat memiliki beberapa jenis bencana yang rawan terjadi di wilayah tersebut, antara lain dapat terjadinya gerakan tanah, rawan bencana angin topan serta rawan akan terjadinya longsor.
                Pada perhitungan BPS diketahui terdapat 7 desa yang berstatus kota yang terdapat di wilyah Kecamatan Pringsurat, desa tersebut antara lain yaitu Desa Pingit, Ngipik, Rejosari, Kebumen, Kupen, Suropadan dan Nglorog. Hal unik dan menarik yang dapat ditemui di wilayah studi Kecamatan Pringsurat antara lain bahwa pada wilayah studi Kecamatan Pringsurat para penduduknya banyak bekerja dalam bidang wiraswasta, bidang jasa serta sebagai buruh pabrik di pabrik – pabrik kayu yang terdapat disekitar wilayah Pringsurat tersebut, banyak tenaga kerja yang bekerja sebagai buruh di pabrik – pabrik tersebut dan anggota keluarga juga bekerja sebagai wirausahawan serta menjadi petani, tak jarang banyak petani yang menanam padi, hasil produksinya hanya untuk dikonsumsi sendiri selama setahun dan tidak untuk dijual belikan, hal ini menjadi unik karena para penduduk lebih memilih untuk bekerja dalam bidang industri/buruh dan menjadi wirausaha dibandingkan menjadi petani, hal yang unik lainnya Adzan Azhar yang dikumandangkan pada pukul 16.00 WIB pada wilayah Kecamatan Pringsurat khususnya, berbeda untuk wilayah Semarang yang biasanya dikumandangkan sekitar pukul 15.00, dari hasil wawancara hal tesebut terjadi bukan karena adanya perbedaan waktu atau hal – hal lainnya tetapi keunikan lokal yang telah berjalan secara turun – temurun  dan menjadi kebiasaan setempat yaitu sebagai pengingat bagi para petani yang masih bekerja di ladang hingga pukul 16.00 WIB untuk pulang ke rumah masing – masing dan menyelesaikan pekerjaannya, hal tersebut menjadi keunikan tersendiri bagi para pendatang yang sebelumnya tidak mengetahui adanya kebiasaan yang terbiasa ada di wilayah Kecamatan Pringsurat bahkan disekitar kawasan Kabupaten Temanggung umumnya. Pada sarana pemerintahan hari aktif kerja pada Kecamatan Pringsurat dan Kabupapaten Temanggung umumnya selama 6 hari yaitu dari hari Senin hingga hari Sabtu dan kantor pemerintahan tersebut ditutup pada pukul 13.00 WIB, sehingga menjadi keunikan tersendiri untuk dapat berkunjung sarana pemerintahan tersebut.
                Keunikan lainnya, karena wilayah Kecamatan Pringsurat terletak dekat dengan wilayah Kabupaten Semarang yaitu Kecamatan Jambu serta Kabupaten Magelang yaitu Kecamatan Secang dan Kecamatan Grabag, untuk sarana ekonomi seperti pasar tak jarang penduduk wilayah Kecamatan Pringsurat berbelanja di pasar yang terletak di Kecamatan Jambu maupun Kecamatan Secang dan Grabag, hal tersebut terjadi karena pasar yang terletak di Kecamatan Pringsurat tidak terlalu besar dan barang – barang yang dijual belum terlalu lengkap dan hanya buka dihari – hari tertentu saja, hal tersebut juga terjadi pada sarana kesehatan, tak jarang para penduduk yang berada di Kecamatan Pringsurat berobat di tempat praktek dokter yang berada di Kecamatan Grabag dibandingkan untuk berobat disekitar wilayah Pringsurat tersebut, untuk sarana persampahan, sampah biasanya dibakar dan ditimbun dan tidak ada penampungan sampah komunal antau Tempat Pembuangan Sampah. Pada Desa Suripadan yang terdapat di Kecamatan Pringsurat terdapat Balai Pembibitan Jawa Tengah, sebagai tempat pembibitan dan pembenihan tanaman dalam lingkup Jawa Tengah sehingga dapat menjadi salah satu potensi.
                Para penduduk yang berada di Kecamatan Pringsurat, tak jarang jika menyebut kata Kota, tyang langsung ada di pikirannya yaitu Kota Magelang bukan Kota Temanggung, hal tersebut terjadi karena pada Kota Magelang lebih banyak terdapat tempat – tempat pariwisata dibandingkan dengak Kota Temanggung serta sarana dan prasarana yang lebih baik. Pada wilayah Kecamatan Pringsurat juga memiliki tempat Pariwisata yaitu Sepuser yang terletak pada Desa Suropadan, pada website Kabupaten Temanggung diketahui tempat terebut dijadikan sebagai tempat parwisata bagi warga Pringsurat dan sekitarnya, keunikan yang terdapat disana karena Sepuser dikatakan dikatakan sebagai lokasi yang terletak ditengah – tengah pulau Jawa, dan memiliki mitos yang terdapat disana, akan tetapi setelah dilakukan observasi di tempat – tempat tersebut diketahui bahwa Sepuser bukan merupakan tempat pariwisata yang ditujukan bagi semua umur, selain karena akses yang membingungkan karena tidak terdapat petunjuk jalan dan jalan yang melewati wilayah pertanian, hanya terdapat satu bangunan serta wilayah joglo , pada Sepuser tersebut dijadikan sebagai tempat tujuan wisata tertentu bagi beberapa orang dan hanyai ramai pada hari – hari tertentu saja,
                Pada aksesbilitas yang menghubungkan desa – desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Pringsurat diketahui jalannya masih terasah dengan makadam belum menggunakan beton maupun aspal, jalan tersebut tidak dapat dikatakan buruk karena seperti diketahui pada wilayah Kecamatan Pringsurat untuk mejadikan jalan tersebut sebagai jalan aspal harus melalui tahapan – tahapan terlebih dahulu, dengan belum baiknya jalan – jalan yang menghubungkan desa – desa yang terdapat di Kecamatan Pringsurat, tak jarang jika ingin mengakses Desa – desa terdalam yang terdapat di wilayah Kecamtan Pringsurat lebih aman untuk mengakses jalan memutar dulu untuk melalui jalan besar dibandingkan dengan langsung menuju menggunakan jalan penghubung desa – desa tersebut, sehingga aksesbilitas menjadi salah satu hal penting pada Kecamatan Pringsurat, pada desa – desa yang terletak dibagian dalam pada wilayah Kecamatan Pringsurat seperti Wonokerso diketahui selain aksesbilitas yang dimiliki lumayan sulit, pada sarana telekomunikasi seperti sinyal telepon seluler pada desa – desa tersebut juga lumayan sulit, sehingga tidak jarang menganggu akses komunokasi pada wilayah desa yang terdapat di wilayah Pringsurat dengan penduduk – penduduk pada wilayah luar dari Kecamatan luar Kecamatan Pringsurat.
                Pada wilayah studi Desa Pringsurat, sebagai ibukota ternyata desa tersebut kurang berkembang, hal tersebut dikarenakan karena pada wilayah desa Pringsurat terletak pada jalur arteri cepat seperti diketahui pada wilayah tersebut jalurnya hanya dilalui begitu saja , tidak seperti Desa Pingit yang juga terletak bersebelahan dengan Desa Pringsurat, pada desa Pingit wilayah tersebut lebih berkembang dan lebih ramai, serta banyak usaha – usaha yang berkemabang pada wilayah Desa Pingit tersebut, tidak seperti Desa Pringsurat yang menjadi kurang berkembang karena jalurnya cepat tersebut, hal lainnya menyebabkan Desa Pringsurat menjadi kurang berkembang karena pada bantuan pemerintah lebih ditunjukan pada desa – desa selain Desa Pringsurat dan Desa Pringsurat tidak diutamakan untuk diberi bantuan seperti pembangunan dan perbaikan jalan tersebut.
                    Hal yang dapat dilakukan pada Kecamatan Pringsurat yaitu untuk lebih peduli pada wilayah Kecamatan Pringsurat, serta mengembangkan sumberdaya yang ada di wilayah Kecamatan Pringsurat baik itu merupakan sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, sehingga pada wilayah Kecamatan Pringsurat tersebut dapat menjadi lebih dan lebih maju untuk kedepannya.

Penulis: I Dewa Gede Dwi Permana Putra

0 comments:

Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Impresi Kecamatan Pringsurat menurut Apri

Kecamatan Pringsurat merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung dengan luas wilayah 5.728 Ha. Kecamatan Pringsurat berbatasan langsung dengan 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Kecamatan Pringsurat memiliki 14 Desa, yang terdiri dari Desa Wonokerso, Desa Soborejo, Desa Ngolorog, Desa Klepu, Desa Pingit, Desa Pagergunung, Desa Ngipik, Desa Gowak, Desa Karangwuni, Desa Pringsurat, Desa Kebumen, Desa Soropadan, Desa Kupen, dan Desa Rejosari. Berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan oleh badan pusat statistik, maka dari 14 desa yang di Pringsurat, terdapat 7 desa yang bersifat kota yang diukur dari sarana-prasarana dan jumlah penduduk, ketujuh desa tersebut adalah Desa Pingit, Desa Ngipik, Desa Kebumen, Desa Soropadan, Desa Ngolorog, Desa Rejosari. Adanya desa yang bersifat kota akan memberikan gambaran sistem pusat permukiman di Kecamatan Pringsurat
Berdasarkan hasil pasca-lapangan berupa observasi, wawancara, dan kuesioner, Kecamatan Pringsurat memiliki beberapa potensi dan permasalahan yang menjadi arah pertumbuhan dan perkembangan Kecamatan Pringsurat. Potensi yangada di Kecamatan Pringsurat terdiri dari Industri Kayu, Industri Makanan ringan, dan Pertanian Salak, sedangkan potensi yang dominan di Kecamatan Pringsurat adalah Industri yang bergerak dibidang bahan baku, pengolahan, dan hasil produksi berupa Kayu Sengon/Albasia.
Potensi yang ada di Kecamatan Pringsurat, tidak terlepas dari permasalahan yang menjadi hambatan serta tantangan dalam perencanaan Kecamatan Pringsurat. Adapun masalah yang diidentifikasi setelah melakukan survei lapangan, terdiri dari masalah infrastruktur seperti jalan rusak, terutama di daerah perbatasan, masalah desa tertinggal yang ada di Ibu Kota Kecamatan, yaitu Desa Pringsurat, dan permasalahan arus tujuan yang rata-rata ke daerah Kabupaten Magelang dan Jambu, serta masalah lingkungan dari hasil limbah pabrik industri kayu yang ada di Kecamatan Pringsurat.
Laporan ini diharapkan mampu menjelaskan secara singkat mengenai karakteristik wilayah berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan kuesioner yang nantinya dapat dijadikan sebagai gambaran umum dan profil Kecamatan Pringsurat dari segi ilmu perencanaan.
A.             Potensi
Potensi Kecamatan Pringsurat yang terbesar terdiri dari Industri Kayu Sengon, Perkebunan Sengon/ Albasia dan Perkebunan Salak.
1.     Industri Kayu Sengon/ Albasia
Industri Kayu Sengon yang ada di Kecamatan Pringsurat terbagi menjadi 3 jenis, yaitu industri rumahan/ kecil berupa pemanfaatan bahan baku kayu sengon dari limbah depo penggergajian Kayu yang rata-rata dilakukan oleh masyarakat di setiap desa, seperti Desa Gowak, Desa Karangwuni, Desa Soborejo, dan Desa Wonokerso, industri menengah yang bergerak dibidang penggergajian kayu/ depo, dan industri besar sebanyak 14 industri yang bergerak dibidang pengolahan kayu sampai menghasilkan output. Industri besar ini ada di sepanjang Jalan Arteri yang ada di Desa Pingit, Desa Ngipik, Desa Rejosari, Desa Soropadan, dan Desa Kebumen.
Bahan baku Kayu Sengon/ Albasia yang digunakan oleh Industri Kayu berasal dari perkebunan sengon yang ada di Kecamatan Pringsurat, dan dari luar Kecamatan Prinsurat seperti Jawa Barat (Hasil Wawancara dengan Pak Khadiyanto, Sektretaris Kecamatan). Kecamatan Pringsurat merupakan penghasil dan dominan penggunaan lahan paling besar, yaitu 44% dari luas wilayah Kecamatan Pringsurat dengan masa tanam 5-7 tahun. Setiap 1 Ha luas lahan dapat ditanamai 1000-2000 batang tanaman sengon .
Kayu Sengon yang sudah siap panen (7 tahun) sebagian langsung dijual ke pengepul secara batangan dengan diameter 70-80cm dan panjang 2-5 meter, dapat dijual dengan harga 300-500 ribu rupiah/ batang. Sebagian kayu yang lain biasanya kalau tidak dijual batangan maka langsung masuk ke industri penggergajian kayu/ depo menjadi ukuran batangan balok yang kemudian masuk ke Industri pengolahan kayu.
Bagi masyarakat kecil Kecamatan Pringsurat,potensi pertanian Kayu Sengon memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi mereka. Masyarakat biasanya membuka industri rumahan, dengan mengolah limbah penggergajian yang sudah tidak dipakai berupa serpihan kayu ukuran 50 x 80 cm yang kemudian dikeringkan dan disusun dengan memberikan alat perekat yang kemudian dijadikan ukuran kayu triplek dengan ukuran 2,5 meter x 1,3 meter yang nantinya dikirim lagi ke industri pengolahan kayu untuk dijadikan bahan baku pembuatan triplek, dengan harga jual 1,5 -1,7 juta rupiah/ m3 (Hasil wawancara dengan Juragan Kayu).
Industri besar yang ada di Kecamatan Pringsurat, seperti PT. Tanjung Kreasi Parquet Industry (TKPI), setelah mengambil bahan baku yang setengah jadi atau mentah dari masyarakat dan depo penggergajian kayu, diolah menjadi parket/ lantai kayu dengan kualitas ekspor. PT TKPI biasanya mengekspor parket ke eropa. Indsutri besar lainnya, seperti PT Surya Damai yang mengolah kayu sengon menjadi barang setengah jadi berupa kayu lapis, sebagai kontruksi rumah dan bangunan. Industri besar yang mengolah kayu sengon menghasilkan produk berupa Parket, Peti Kemas, Kayu Lapis, plywood, dsb.
Manfaat adanya industri kayu sengon yang ada di Kecamatan Pringsurat tidak hanya dirasakan oleh sebagian orang, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat kecil berupa penyerapan tenaga kerja, karena industri besar merupakan industri padat karya mampu menampung tenaga kerja dari masyarakat Kecamatan Pringsurat dan Kecamatan Kranggan. Tenaga Kerja yang berasal dari Kecamatan Pringsurat berdasarkan data BPS sebanyak 12.715 jiwa dari total jumlah penduduk sebanyak 40.087 jiwa.  Penyerapan tenaga kerja ini diharapkan mampu mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
2.    Perkebunan Salak Pondoh
Potensi selain Industri Kayu Sengon yang menjadi karakteristik Kecamatan Pringsurat, adalah perkebunan Salak Pondoh. Desa yang menghasilkan salak pondoh yang paling besar berada di Dusun Pondoh Desa Rejosari. Salak Pondoh yang dihasilkan dari Dusun Pondoh dapat dikatakan sebagai basis ekonomi, karena mampu melakukan ekspor ke daerah sekiitarnya seperti Kecamatan Kranggan, dan Kabupaten Semarang serta Magelang.  Berdasarkan hasil wawancara dengan pengepul salak pondoh, harga jula salak dari petani kepengepul sebesar 2.500-3000 rupiah/ kg dan biasanya pengepul menjual langsung ke konsumen dengan harga 5.000 rupiah/ kg.
3.    Potensi Pertanian
Potensi lain yangada di Kecamatan Pringsurat adalah Pertanian Padi dan Kopi, tetapi berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu kepala desa Pingit Pak Busri, mengatakan bahwa komoditas kopi dan padi tidak menjadi unggulan, karena untuk padi hanya ditanam untuk konsumsi individu sedangkan kopi, hanya tanaman tumpang sari dengan kebun sengon, sehingga belum mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
Berdasarkan hasil observasi dan literatur, potensi pertanian berupa padi dan pembibitan tanaman hortikultural seperti cabe, sayuran, dsb yang menjadi daerah percontohan pertanian Jawa Tengah adalah Desa Soropadan. Desa Soropada sendiri memiliki karakteristik daerah pertanian padi terbaik dan percontohan pertanian, sehingga di Desa Soropadan terdapat balai Balai Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPSDM TAN) Jawa Tengah, yang berfungsi sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Pertanian Provinsi  Jawa Tengah, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian di Wilayah Provinsi Jawa Tengah, melalui Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pertanian . Hal ini merupakan prestasi desa yang juga dapat menyumbangkan peningkatan ekonomi dan peningkatan kualitas SDM pertanian Kecamatan Pringsurat.
B.             Permasalahan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, permasalahan yang dapat diidentifikasi terdiri dari masalah infrastruktur seperti jalan rusak, terutama di daerah perbatasan, masalah desa tertinggal yang ada di Ibu Kota Kecamatan, yaitu Desa Pringsurat, dan permasalahan arus tujuan yang rata-rata ke daerah Kabupaten Magelang dan Jambu, kondisi tanah yang labil di Desa Karangwuni serta masalah lingkungan dari hasil limbah pabrik industri kayu yang ada di Kecamatan Pringsurat.
1.        Masalah Infrastruktur Jalan
Berdasarkan hasil observasi, kondisi Jalan yang ada di Kecamatan Pringsurat, mengalami ketimpangan antara jalan arteri primer Semarang-Jogya yang baik dengan Jalan desa didaerah perbatasan yang rusak dan masih berupa jalan tanah serta berbatu/ makadam. Kondisi Jalan rusak berupa jalan makadam dan tanah tersebar di Desa Soborejo yang berbatasan dengan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, Desa Gowak, Jalan Kolektor Sekunder menuju Desa Karangwuni, dan Desa Pringsurat. Hal ini akan menganggu aksesibilitas masuk desa yang masih minim, terutama didaerah perbatasan. Permasalahan yang sangat riskan adalah kondis akses jalan Desa Pringsurat sebagian besar berupa Jalan Makadam padahal Desa Pringsurat berada di Ibu Kota Kecamatan dan dilalui oleh Jalan Arteri Primer. Permasalahan aksesibilitas ini merupakan masalah perencanaan yang harus segera ditindaklanjuti untuk mendukung proses perencanaan daerah.
2.       Masalah Desa tertinggal di Ibu Kota Kecamatan, yaitu Desa Pringsurat
Desa Pringsurat merupakan Ibu Kota Kecamatan Pringsurat yang dilalui oleh Jalan Arteri Primer dan letak Kantor Kecamatan Pringsurat. Desa Pringsurat mengalami permasalahan berupa kondisi infrastruktur seperti Jalan, Fasilitas Pendidikan, dan Kesehatan serta perekonomian yang tertinggal. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan, kondisi jalan yang ada di Desa Pringsurat rata-rata masih berupa makadam dan jalan tanah. Ketersediaan fasilitaspun seperti pendidikan yang ada di Desa Pringsurat masih minim karenahanya terdapat 2 Tk dan 2 SD. Ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai akan berakibat kepada terhambatnya perkembangan dan pertumbuhan Desa Pringsurat.
Kondisi ekonomi masyarakatnya banyak bekerja sebagai petani dan perkebuanan, walaupun Desa Pringsurat berada di Akses Jalan Arteri, tetapi aktivitas ekonomi di Jalan Arteri dapat dikatakan tidak ada, karena penggunan lahan di Jalan Arteri banyak dimanfaatkan sebagai perumahan dan kantor.
3.       Arus destination ke Kabupaten Magelang
Permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan adalah banyaknya masyarakat Kecamatan Pringsurat yang melakukan aktivitas ke Kabupaten Magelang, seperti bekerja, berobat, berbelanja, rekreasi dsb. Hal ini merupakan masalah karena bagi pemerintah Kabupaten Temanggung, karena perencanaan dibidang Infrastruktur dan Layanan masyarkat belum tersedia dan belum terjangkau oleh masyarakat yang di daerah perbatasan, sehingga masyarakat melakukan aktivitas ke Kabupaten Magelang dan Semarang
4.      Masalah Lingkungan
Masalah linkungan adalah Longsor di Desa Karangwuni dan Pencemaran tanah oleh limbah cair Indusrti Kayu di Desa Pingit, Soropadan.



Penulis: Apri Zulmi Hardi

0 comments: