Slide 1 Slide 2 Slide 3 Slide 4 Slide 5
Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

VIDEO KELOMPOK 2B


Link Video Substansi 

Link Video Kelompok

Read more...
Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Potensi dan Permasalahan Kecamatan Pringsurat

Potensi dan Permasalahn Kecamatan Pringsurat adalah sebagai berikut:


Potensi dan permasalahan di Kecamatan Pringsurat terdiri dari potensi berupa keunggulan atau keunikan yang ada di Kecamatan Pringsurat yang lebih unggul dari wilayah sekitarnya atau tidak dimiliki oleh wilayah lain, sehingga memberikan dampak positif bagi Kecamatan Pringsurat dan permasalahan berupa persoalan atau kendala yang menjadi hambatan, dan dampak negatif bagi pembangunan di Kecamatan Pringsurat. Potensi yang ada di Kecamatan Pringsurat secara garis besar terdiri dari:
1.    Industri Pengolahan Kayu
2.    Perkebunan Sengon terbesar
3.    Pertanian Padi terbaik
4.    Lalu lintas ekonomi
Potensi tersebut merupakan keunggulan sekaligus menjadi gambaran Kecamatan Pringsurat yang menjadi sumber pembangunan dan pertumbuhan dibidang ekonomi, infrastruktur, sosial, dsb. Potensi tersebut harus dikembangkan dan diolah secara berkelanjutan dengan manajemen yang baik sehingga bermanfaat dalam pembangunan Kecamatan Pringsurat. Adapun permasalahan yang ada di Kecamatan Pringsurat secara garis besar terdiri dari:
1.    Sumber daya manusia yang rendah
2.    Ketidakmerataan pembangunan
3.    Masalah lingkungan
4.    Masalah keterjangkauan transportasi dan telekomunikasi
5.    Aksesibilitas yang kurang baik
Permasalahan tersebut menjadi kendala atau persoalan yang menghambat aktivitas masyarakat dan proses pembangunan Kecamatan Pringsurat sehingga harus diselesaikan dengan strategi dan kebijakan berdasarkan kondisi dan karakteristik Kecamatan Pringsurat. Hambatan atau persoalan ini akan terus berdampak terhadap perkembangan dan keterbelakangan wilayah. Proses penyelesaian atau solusi dari permasalahan di Kecamatan Pringsurat, dalam laporan ini, memiliki ruang lingkup usulan dan rekomendasi yang disusun berdasarkan karakteristik Kecamatan Pringsurat.  

Potensi dan permasalahan disusun dalam bentuk tabel. Tabel potensi dan permasalahan Kecamatan Pringsurat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel Potensi


No
Potensi
Fakta
1
Kecamatan Pringsurat berpotensi di bidang industri pengolahan kayu
Terdapat 14 industri besar di bidang pengolahan kayu
Terdapat 1405 industri kecil yang bergerak di bidang kerajinan tanah liat, batik dan makanan ringan.
Terdapat 8 industri rumah tangga
Daya serap tenaga kerja yang berada sektor industri sebesar 12.715 (26,4%) jiwa dari jumlah total penduduk Kecamatan Pringsurat 48.087 jiwa.
Keseluruhan sektor industri menyumbangkan 46% dari total PDRB Kecamatan Pringsurat.
2
Penghasil sengon terbesar dengan luas perkebunansengon 63,6% dari luas wilayahnya
Berdasarkan data luas penggunaan lahan yang produktif menghasilkan Sengon/ Albasia sebesar 3.698 Ha atau 63,6% dari luas wilayah Kecamatan Pringsurat 5.728Ha. Setiap 5-7 tahun menghasilkan 5.547.000 batang dengan penghasilan kotor sekitar 2,5 Trilyun rupiah.
3
Pertanian padi
terbaik dan
percontohan di
Provinsi Jawa Tengah.
Terdapat Balai Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) tingkat Provinsi Jawa Tengah di Desa Soropadan
Memiliki tanah latosol coklat kemerahan yang subur sebagai pertanian padi dan sayuran, serta perkebunan sengon.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Soropadan, Desa Soropadan memiliki panen padi mencapai 8-14 ton per hektar, sehingga Desa Soropadan mendapat surplus padi hingga mencapai 850 ton.
4
Kecamatan Pringsurat dilewati akses jalan arteri sehinga menjadi akses utama ekonomi Kabupaten Temanggung
Berdasarkan hasil observasi, Kecamatan Pringsurat merupakan salah satu kecamatan yang dilalui jalan arteri penghubung Kota Semarang dan Yogyakarta.












5
Terdapat Balai Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pertanian sebagai balai percontohan tanaman pertanian/ hortikultura (BPSDM TAN) Jawa Tengah, di Desa Soropadan
Sebagai percontohan pembibitan hortikultural Jawa Tengah
Di Soropadan Agro Expo 2011 dipamerkan berbagai komoditas yang merupakan produk unggulan balai pembenihan tersebut yang selama ini telah dipasok ke sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang. Beberapa komoditas unggulan tersebut di antaranya melon, lobak, semangka, sawi, kubis, cabai.
Pada tanggal 15 s/d 19 Juni 2013 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar “Soropadan Agro Expo (SAE) ke-6 tahun 2013” di sub Terminal Agrobisnis Desa Soropadan Kecamatan Pringsurat.

Tabel Permasalahan

No
Permasalahan
Fakta
1
Rendahnya SDM di Kecamatan Pringsurat
44% dari penduduk usia produktif hanya tamat SD .
Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara, rata-rata penduduk kecamatan Pringsurat setelah tamat SMP/ SMA langsung bekerja sebagai buruh pabrik atau menikah.
Perangkat desa tidak kompeten dalam bidangnya dibuktikan dengan tidak lengkapnya data monografi dan tidak mampunya para perangkat desa dalam mengoperasikan komputer dan sejenisnya.
2
Tingginya tingkat polusi udara di sekitar kawasan Industri Desa Kupen dan Desa Suropadan
Terdapat 14 Industri besar yang menghasilkan polusi udara akibat limbah uap dan pembakaran limbah padat.
Hasil wawancara dengan Kepala Desa Soropadan menyatakan asap industri menyebabkan pH tanah turun.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Soropadan, kesuburan tanah di Desa Soropadan menjadi berkurang, akibatnya para petani harus menggunakan pupuk serta melakukan jeda penanaman padi dengan menanam palawija agar pH tanah yang mempengaruhi kesuburan tanah bisa meningkat.
3
Ketidakmerataan pembangunan antar desa yang dilalui jalan arteri dan jalan kolektor dengan desa yang tidak dilalui
Persebaran penduduk terpusat di Desa Pingit, Desa Kebumen, dan Desa Kupen. Pembangunan fasilitas terpusat pada Desa Pingit, Desa Kebumen, Desa Kupen, Desa Rejosari dan Desa Ngipik.
4
Perkebunan Tumpangsari menyebabkan hasil perkebunan selain sengon tidak maksimal
Wawancara dengan Bapak Parmani sebagai petani padi di Desa Klepu menyatakan bahwa lahan merupakan milik kepala desa dan hasil panen dibagi dengan kepala desa. Selain itu hasil pertanian tidak dijual sebagai tambahan pendapatan namun disimpan sebagai cadangan makanan untuk masa panen berikutnya.
Tanaman yang ditumpang sari dengan sengon tidak bisa maksimal. Hasil pertanian berupa padi dikonsumsi sendiri hingga masa panen berikutnya dan dibagi dengan pemilik lahan.
5
Aksesibilitas yang kurang baik, dijalan lingkungan perumahan dan perkebunan
Berdasarkan hasil wawancara Bapak Joko Santoso, Sekretaris Desa gowak mengatakan pada jalan lingkungan yang ada pada Desa Gowak masih berupa tanah berbatu/makadam sehingga menyulitkan aksesibilitas warga yang mengggunakan kendaraan bermotor, serta hasil wawancara dari Bapak Tri Yuli, Kepala Desa Wonokerso, mengatakan kondisi jalan masih memprihatinkan, karena sepanjang 300meter jalan masih berupa tanah, 1006meter terbuat dari terasah.
6
Layanan jaringan telekomunikasi belum menjangkau daerah-daerah yang letaknya jauh dari ibu kota Kecamatan Pringsurat 
Berdasarkan hasil wawancara Bapak Tri Yuli selaku Kepala Desa Wonokerso, sinyal seluler di Desa Wonokerso lemah dan belum menjangkau desa tersebut karena belum adanya tower di sekitar desa Wonokerso serta hasil wawancara dari Bapak Sudjoko selaku Kepala Desa Soborejo mengatakan bahwa pada bagian utara Desa Soborejo masih susah sinyal
7
Topografi yang curam di Desa Wonokerso dan Soborejo
Berdasarkan peta topografi, topografi di Desa Wonokerso dan Soborejo berkisar 25-40% bahkan hingga >40%
Sulitnya Aksesibilitas desa yang jaraknya jauh dari ibukota kecamatan
Tidak ada trayek angkot yang melayani Desa Wonokerso, Desa Soborejo, Desa Gowak, Desa Pagergunung, dan Desa Klepu.
8
Kurangnya fasilitas penerangan jalan di Jalan lokal dan jalan Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi, 80% jalan lokal, lingkungan dan arteri di Kecamatan Pringsurat belum memiliki fasilitas penerangan jalan.
Belum ada sistem persampahan yang terorganisasi di Kecamatan Pringsurat
Tidak adanya TPS dan masyarakat masih mengolah sampah dengan cara dibakar dan dibuang ke sungai.


Read more...
Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Profil Ekonomi Kecamatan Pringsurat

a. Perindustrian Perekonomian 

Kelurahan Pringsurat sebagian besar disokong dari sektor industri pengolahan. Dapat dilihat dari data PDRB Kecamatan Pringsurat tahun 2012, sektor industri mendominasi PDRB Kecamatan Pringsurat sebesar 45%, disusul dengan sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor-sektor lainnya, seperti pada diagram di bawah ini.  

Berdasarkan grafik di atas, sumbangan PDRB Kecamatan Pringsurat oleh sektor industri pengolahan semakin meningkat seiring dengan jumlah industri yang ada terutama industri besar. Hingga tahun 2014 ini saja, terdapat 14 industri besar, 1405 industri kecil, 8 industri rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Pringsurat. Semua industri besar hanya berada di desa-desa yang dilewati oleh jalan arteri untuk memudahkan distribusi barang, sedangkan industri kecil dan rumah tangga umumnya terletak masuk ke dalam desa dan agak jauh dari permukiman agar aktivitas produksi mereka tidak mengganggu aktivitas permukiman akibat kebisingan maupun polusi udara yang mereka timbulkan.

Kecamatan Pringsurat memiliki kegiatan sentra industri pengolahan yang cukup beragam, seperti industri pengolahan batu bata yang terletak di Desa Soborejo, Pingit, Gowak, Karangwuni, Kebumen, dan Desa Kupen. Untuk industri pengolahan gula aren terdapat di Desa Wonokerso, Soborejo, Nglorog, dan Desa Karangwuni. Lalu sentra industri anyaman bambu terdapat di Desa Klepu dan Desa Pingit. Untuk industri lainnya seperti pembersihan kopi terdapat di Desa Soborejo, industri masker dan kain pel di Desa Pingit, serta industri kerajinan kayu di Desa Klepu. Selain itu berdasarkan observasi lapangan, di Desa Pingit terdapat industri perusahaan penyedia bus pariwisata.
Industri pengolahan yang ada di Kecamatan Pringsurat umumnya berupa industri pengolahan kayu terutama pada industri berskala besar. Untuk industri besar sebagian besar merupakan industri pengolahan kayu sengon dengan output produksi berupa kayu lapis atau triplek (plywood) dan peti kemas. Umumnya untuk pemasaran industri berskala besar hingga ke Eropa. Selain itu, terdapat pula satu industri bernama PT. TKPI (Tanjung Kreasi Parquet Industri) yang bergerak dalam industri pengolahan kayu menjadi parquet, hanya saja bahan baku untuk industri ini bukan merupakan sengon yang adalah komoditas utama dari Kecamatan Pringsurat, melainkan kayu karet, mahoni, dan kayu-kayu lain yang didatangkan dari luar Kabupaten Temanggung. Pemilihan lokasi industri TKPI ini dimungkinkan karena letaknya yang strategis, sedangkan untuk industri-industri besar lainnya lebih didasari adanya bahan baku di Kecamatan Pringsurat. Sedangkan untuk industri kecil dan industri rumah tangga lebih beragam, tetapi sebagian besar juga merupakan industri pengolahan kayu. Untuk industri pengolahan kayu pada industri dengan skala kecil dan rumah tangga, biasanya output yang dihasilkan berupa kayu-kayu yang telah dipotong untuk kemudian dijual ke pabrik-pabrik besar untuk diolah lebih lanjut. Namun terdapat pula industri pengolahan kayu dengan skala kecil yang output produksi merupakan kayu lapis, hanya saja skala pemasarannya yaitu hanya ke toko-toko terdekat dan terkadang didatangi langsung oleh konsumen. Menurut hasil wawancara dengan pelaku industri, bahan baku pengolahan kayu sengon baik untuk industri besar maupun kecil berasal tidak hanya dari Kecamatan Pringsurat, melainkan juga dari Jepara dan Batang. Selain industri pengolahan kayu, industri yang cukup dominan yang ada di Kecamatan Pringsurat yaitu industri pengolahan tanah liat dengan output produksi berupa genteng dan batubata. Bahan baku dari pengolahan tanah liat ini berasal dari Kecamatan Pringsurat saja. Sedangkan untuk skala pemasarannya yaitu di Provinsi Jawa Tengah. Selain industri-industri tersebut, terdapat juga industri-industri kecil dan rumah tangga yang mengolah kembali limbah hasil industri besar seperti industri kre yang bahan bakunya merupakan limbah hasil produksi dari PT TKPI dan industri veneer yang bahan bakunya merupakan limbah hasil produksi dari PT DSN.

Berdasarkan wawancara dengan pelaku industri, sebagian besar pekerja industri yang ada di Kecamatan Pringsurat berasal dari kecamatan itu sendiri. Namun terdapat pula pekerja industri yang berasal dari luar Kabupaten Temanggung, yaitu dari Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, selain itu ada juga industri kecil yang pekerjanya berasal dari Sumatera. Rata-rata pendidikan terakhir para pekerja industri yaitu SMP dan SMA, namun ada juga industri yang beberapa pekerjanya berpendidikan terakhir SD. Upah rata-rata pekerja industri kecil di Kecamatan Pringsurat  dibayar harian yaitu berkisar antara Rp 15.000-60.000/hari. Melihat dari pendidikan terakhir para pekerja industri, kualitas SDM di Kecamatan Pringsurat sudah cukup baik, walaupun masih ada yang hanya tamatan SD. Namun dengan kondisi SDM tersebut, upah yang didapat masih kurang layak.

b. Komoditas Pertanian
Berdasarkan peta sebaran komoditas pertanian di atas, komoditas unggulan dari Kecamatan Pringsurat yaitu pohon sengon yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Untuk komoditas lainnya di Kecamatan Pringsurat terdapat pertanian padi, durian, salak, dan kopi. Perkebunan kopi hanya terdapat di sebelah Utara Kecamatan Pringsurat, hal ini disebabkan karena kondisi geografis di Kecamatan Prinsurat bagian Utara merupakan dataran tinggi, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian kering atau perkebunan. Sedangkan untuk Kecamatan Pringsurat sebelah Selatan, umumnya ditanami dengan padi, hal ini disebabkan karena kondisi geografis di Kecamatan Pringsurat bagian Selatan lebih rendah sehingga cocok untuk dijadikan sawah irigasi. Menurut wawancara dengan petani, hasil pertanian berupa padi umumnya dikonsumsi sendiri, sedangkan untuk hasil pertanian berupa kayu sengon biasanya dijual ke depo-depo atau industri pengolahan kayu berskala kecil. Untuk hasil pertanian berupa hasil kebun, ada beberapa petani yang mengkonsumsi sendiri hasil kebunnya ada juga yang dijual ke pedagang-pedagang besar di Kecamatan Pringsurat.
Read more...
Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 1 comments

Tujuh Hari menjalani kehidupan di Pringsurat

Survei atau yang bisa kita sebut kegiatan lapangan merupakan salah satu hal yang patut untuk dilakukan guna melakukan checking data atau mencari data yang diperlukan untuk sebuah laporan.
Beberapa bulan yang lalu kami, kelompok studio 2b Pringsurat, melakukan perjalanan ke wilayah studi Studio Proses Perencanaan kami yaitu Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung.
Perjalanan ini dimaksudkan untuk melakukan survei atau kegiatan lapangan yang memiliki tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas.
Kami berangkat hari Sabtu, 28 April 2014 dengan membawa sebuah tas berisi pakaian untuk 7 hari, sejumlah motor untuk mobilisasi dan setumpuk harapan.
Kami berangkat pada pagi hari dengan harapan kami bisa melakukan persiapan dan juga adaptasi dengan lingkungan sekitar. Sekitar pukul 11 siang kami telah sampai di basecamp di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. Suasana yang kami rasakan di sana sangat berbeda dengan apa yang kami rasakan disini, di Tembalang. Selain karena cuacanya yang lebih dingin dari Tembalang, juga warganya yang sangat ramah dan sangat welcome dengan kedatangan kami disini.
Kami memulai hari pertama kami di Pringsurat dengan mengunjungi ketua RT setempat untuk meminta ijin tinggal selama 7 hari disana. Selain itu kami juga melakukan observasi terkait mengambil data yang kami butuhkan untuk laporan. Menyenangkan, menjelajahi daerah baru yang sama sekali belum pernah kami kunjungi.
Hari-hari selanjutnya kami melakukan wawancara dan menyebar kuesioner. Kami dibagi menjadi 2 kelompok dengan tujuan mempermudah mobilitas dan juga mempercepat selesainya pengumpulan data. Dengan berangkat pada jam yang sama setiap harinya, kami pergi dengan masing-masing tujuan desa yang berbeda. Beragam cerita telah kami dapat disana, mulai dari mencicipi jalan makadam yang berbatu, melakukan lobby-ing dengan satpam industri pengolahan kayu hingga menikmati jalan arteri di malam hari.
Perjalanan kami tak hanya berhenti hanya sampai di Temanggung. Dengan sedikit sisa waktu yang ada, kami akhirnya pergi menikmati salah satu ciptaan Tuhan berupa pemandangan alam Air Terjun Sekarlangit di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Meskipun sederhana tapi memberikan pengalaman luar biasa untuk kami, mahasiswa yang terlalu larut dengan deadline.
Tujuh hari sudah kami berada di kabupaten orang. Ini saatnya kami kembali ke daerah rantauan kami di Semarang. Hari Sabtu minggu berikutnya kami berangkat pulang kembali ke Tembalang.

Satu hal yang mengesankan kami selama tinggal di Desa Pingit dan sekitarnya. Masyarakatnya sangat ramah. Mereka tak sungkan untuk tersenyum saat kami lewat. Ini mencerminkan Indonesia yang ramah dan sangat menyenangkan.





Read more...
Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Profil Demografi Kecamatan Pringsurat

Kecamatan Pringsurat memiliki jumlah penduduk 48.087 jiwa yang terdiri dari 24.181 laki-laki, 23.906 perempuan. Berikut ini grafik pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pringsurat:


Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk di Kecamatan Pringsurat mengalami kenaikan. Kenaikan jumlah penduduk yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2011-2012 yakni dari 46.783 jiwa menjadi 48.087 jiwa. Pertumbuhan penduduk selalu meningkat dikarenakan Angka kelahiran kasar (CBR) sejumlah 7,09 per 1000 jiwa, Angka Kematian Kasar (CDR) sejumlah 3,84 per 1000 jiwa yang berarti angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Maka peningkatan jumlah penduduk sebesar 3,25 per 1000 jiwa.
Dilihat dari tingkat pendidikannya, mayoritas penduduk Kecamatan Pringsurat adalah tamat Sekolah Dasar Sederajat. Di Desa Kebumen dan Suropadan, masyarakat yang mempunyai perekonomian tinggi lebih memilih menyekolahkan anaknya ke Kabupaten Magelang ataupun Kota Magelang. Ini berarti tidak seluruh penduduk usia sekolah bersekolah di Kecamatan Pringsurat, melainkan terbagi juga ke daerah lain yang tidak termasuk wilayah administrasi Kabupaten Magelang.

Luas Kecamatan Pringsurat 57,27 km2 dengan jumlah penduduk 48.087 jiwa. Dengan demikian, kepadatan penduduk sekitar 840 jiwa/km2. Distribusi penduduk Kecamatan Pringsurat mencapai 6,56% dari total penduduk di Kabupaten Temanggung. Berikut ini persebaran kepadatan penduduk di Kecamatan Pringsurat pada tahun 2012:
Read more...
Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Presentasi Draft Laporan

Presentasi Draft Laporan

Presentasi draft laporan yang kami lakukan pada tanggal 17 Juni lalu. Presentasi draft laporan ini bertujuan untuk melihat sudah sejauh mana laporan yang kita buat. apakah masih ada kekurangan atau tidak. draft laporan ini merupakan draft final, artinya sudah mencakup keempat bab yang seharusnya masuk dalam laporan akhir yaitu bab I berupa pendahuluan, bab II berupa Gambaran wilayah, bab III berupa potensi dan permasalahan dan yang terakhir adalah bab IV tentang usulan dan rekomendasi.

Kelompok kami, Kelompok 2B Pringsurat, merupakan salah satu presentator dalam presentasi ini, artinya kelompok kami yang melakukan presentasi sedangkan satu kelompok lagi menjadi penilai presentasi kami. Alhamdulillah presentasi berjalan dengan lancar dan tanpa kendala :)





Read more...
Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Profil Wilayah Kecamatan Pringsurat


Karakteristik penggunaan lahan perdesaan dan perkotaan, dipengaruhi oleh faktor peningkatan jumlah penduduk, aktivitas dan kebutuhan lahan, baik untuk permukiman maupun kegiatan ekonomi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan pola tata guna lahan yang akhirnya menjadi karakter kota dan desa.

Berdasarkan hasil Klasifikasi Desa-kota yang ditetapkan oleh badan pusat statistik, maka Kecamatan Pringsurat terdapat 7 desa yang bersifat kota, yaitu Desa Pingit, Desa Ngipik, Desa Rejosari, Desa Kupen, Desa Kebumen, Desa Soropadan, dan Desa Ngolorg
Karakteristik penggunaan lahan tujuh desa yang bersifat kota tersebut didominasi oleh pusat aktivitas, seperti pemerintahan (kantor), perdagangan (pasar), pendidikan , kesehatan (praktek dokter, puskesmas) dan permukiman.
Contoh salah satu karakteristik penggunaan lahan di Desa Pingit terdiri dari perdagangan dan jasa yaitu Pasar Pingit dengan cakupan pelayanan masyarakat Desa Pingit, Soborejo, Wonokerso, Gowak, Pagergunung (Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Pingit).  Selain pasar, terdapat lahan untuk pendidikan, 2 SD dan 1 SMK. Desa Pingit juga terdapat 1 Puskesmas rawat inap yang melayani Kecamatan Pringsurat (Observasi dan Wawancara dengan Sekretaris Desa Pingit) serta aktivitas industri, seperti PT. TKPI. Berdasarkan Karakteristik penggunaan lahan tersebut maka yang menjadi aktivitas utama adalah permukiman, sebesar 25% dari luas desa pringsurat (5.728 Ha)
Berdasarkan karakteristik penggunaan lahan di Desa Pingit, digolongkan sebagai desa yang menyediakan sarana-prasarana pendukung aktivitas (Pasar, Pendidikan, Kesehatan) yang digolongkan sebagai Kota.
Karakateristik 7 desa yang bersifat kota tersebut, secara umum merupakan daerah penyedia sarana-prasarana pendukung untuk aktivitas kecamatan Pringsurat, yang didasari pada hasil klasifikasi kota dengan variabel jumlah penduduk, sarana-prasarana pendidikan (TK, SD, SMP, dan SMA), Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit), Perdagangan dan jasa (Pasar, Koperasi), dsb dengan skor >10 (memenuhi kriteria sarana-prasarana minimal) sehingga dikatakan sebagai kota.

Kecamatan Pringsurat memiliki luas wilayah 5.728 Ha.  Dengan rincian Lahan Sawah 639 Ha dan Bukan Lahan Sawah 5.089 Ha. Lahan bukan sawah tediri dari lahan bangunan, lahan tegal/ ladang, kawasan hutan dan perkebunan, serta kawasan lainnya seperti lapangan. Terdapat banyak tegalan dan hutan pada topografi ekstrim (jurang) yang tidak dapat dimanfaatkan. Berdasarkan luas lahan, tegalan/ ladang merupakan jenis tata guna lahan yang dominan di Kecamatan Pringsurat dengan persentase 35%, diikuti kawasan perkebunan sebesar 27%. Daerah perkebunan ini, memberikan gambaran dalam perencanaan kedepan yang berbasis daerah produksi pertanian dan perkebunan.
Berdasarkan jenis penggunaan lahan yang dirinci perdesa, luas lahan yang paling besar adalah Desa Soborejo dengan luas 567 Ha yang diikuti luas lahan Karangwuni sebesar 549 Ha, sedangkan luas lahan yang paling kecil berada di Desa Ngipik sebesar 307 Ha. Berdasarkan luas lahan bukan persawahan, Desa Soborejo memiliki luas perkebunan paling dominan sebesar 162 Ha diikuti dengan tegalan sebesar 158 Ha, sedangkan luas lahan bukan persawahan paling kecil berada di Desa Soropadan, dengan dominasi pemukiman sebesar 85 Ha. Selengkapnya ditunjukkan oleh peta berikut ini.



Kawasan permukiman di Kecamatan Pringsurat berupa pemukiman berskala kecil tersebar di seluruh kecamatan dan tidak terpusat. Lahan pemukiman terbesar terdapat di Desa Pingit dan Desa Kebumen yang merupakan pusat aktivitas warga Kecamatan Pringsurat. Sawah irigasi teknis sangat luas terpusat di satu tempat, yaitu terdapat di perbatasan Desa Soropadan dan Desa Kebumen. Sawah lainnya yang tersebar di seluruh Kecamatan Pringsurat merupakan sawah tadah hujan. Guna lahan di seluruh desa di Kecamatan Pringsurat didominasi oleh tegalan dan perkebunan sengon kecuali Desa Kebumen dan Desa Pingit yang didominasi oleh pemukiman.
Read more...
Posted by Studio 2B PRINGSURAT | 0 comments

Sepuser, Tempat Wisata untuk Kalangan Terbatas di Kecamatan Pringsurat

Pertama kali mendengar kata Sepuser, apa yang terlintas dalam pikiran anda?

Yap, jujur saya memikirkan identik dengan kata puser yang kalau dilihat pada setiap tubuh manusia berada ditengah tengah tubuh mereka, pemisah bagian atas dan bagian bawah..

Lalu adakah hubungan antara puser dan sepuser ?

Jika dilihat dari sejarahnya katanya sepuser berada ditengah - tengah pulau Jawa, tapi setelah dilihat lagi Sepuser tenyata peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yaitu menjadi batas titik sentra Jawa Tengah antara Laut Jawa dan Samudera Hindia. Titik tersebut dibangun disebuah tugu yang terletak di hutan milik Perum Perhutani, tepatnya di Dusun Sepuser, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat

Setelah melakukan observasi pada tempat tersebut, ternyata kondisinya cukup memprihatinkan, kondisinya kurang terawat, serta tidak ada penunjuk arah menuju tempat tersebut, setelah bertanya pada penduduk sekitar ternyata penduduk sekitarpun kurang memperhatinkan tempat tersebut, terasa wajar karena tempat tersebut berada pada tengah - tengah areal dan hutan, dan akses menuju tempat tersebut yang cukup membingungkan serta merupakan jalan lingkungan.

Pada areal tersebut terdapat sebuah tugu yang ukurannya tidak terlalu besar, pada saat kami melaksanakan observasi kata salah satu warga sekitar, tempat tersebut biasanya ramai dikala malam jumat kliwon, karena terdapat pertapaan suci, hal tersebut mungkin karena lokasi yang cukup tenang dan damai.

Saran untuk pemerintah setempat agar menjaga kelestarian Tugu Sepuser serta memberikan penunjuk arah, karena Tugu Sepuser tersebut merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sudah sepatutnya untuk dilestarikan.

Yustinus di Tugu Sepuser

Yusti dan Wahyu selfie di depan Tugu Sepuser sambil menikmati Kelapa Muda

Akses menuju Tugu Sepuser

Suasana sekitar Tugu Sepuser, terlihat terdapat ponsokuntuk berteduh


Read more...